Life does not come with a manual,
it comes with a mother.
Menjadi seorang ibu, membuat kita sering kali melakukan segala seuatu seperti robot yang sudah terprogram. Ritual setiap hari dilakukan tanpa harus berpikir panjang. Semua dimulai dengan bangun pagi, saat nyawa dan otak belum nyambung. Kita harus cepat-cepat masuk ke kamar mandi untuk membuat diri sendiri lebih “fungsional’, menyiapkan makan pagi, membangunkan anak-anak yang kadang seperti pertarungan yang cukup melelahkan, lalu makan pagi, mengantar mereka ke sekolah, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka tentang hal-hal yang sering kali otak saya sendiri belum siap untuk memprosesnya. Jujur saja, saya sendiri suka sangat sulit menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan anak saya. Sampai kadang saya bilang, "Sebentar ya, kita tanya dulu sama Om Google." Haha.
Menjadi seorang ibu juga membuat saya sering kali berjumpa dengan kejadian-kejadian di luar dugaan. Anak saya yang kecil misalnya, ia termasuk anak yang sangat aktif. Ia hanya bisa diam ketika memejamkan mata alias TIDUR. Kalau tidak dalam kondisi tidur, ya sudah pasti hobinya adalah bergerak dan tangannya sangat kreatif dan usil. Sering kali membuat beberapa peralatan rumah rusak atau tidak pada tempatnya.
Saya jadi teringat, suatu kali saya mencari-cari handphone saya. Sampai setengah mati saya mencarinya. Seluruh penjuru rumah pun saya geledah. Saya semakin stres ketika setelah 30 menit, handphone tersebut belum terlihat wujudnya. Harapan saya sirna, saya merasa lemas. Lalu saya mencoba harapan terakhir ke rak sepatu di dekat pintu keluar, dan di situ saya menemukan handphone saya diselipkan ke dalam sepatu olah raga. Rasanya..., sangat tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, apalagi sambil melihat muka Sophia tersenyum puas sambil menggoyangkan panggulnya. Pengalaman yang sangat melelahkan fisik dan jantung. Duh, jangan setiap hari ya, Nak.
Menjadi seorang ibu membuat kita berhadapan dengan aktivitas yang penuh warna. Dari ritual yang sudah biasa kita lakukan sambil memejamkan mata sampai kejadian di luar dugaan. Anak-anak datang dalam kehidupan kita dengan segala keunikannya. Mereka memiliki cara sendiri dalam mengekspresikan diri dan menjelajahi kehidupan yang selalu baru untuk mereka. Mereka tidak datang dengan manual layaknya sebuah mesin, yang bisa dipastikan bahwa segala sesuatu akan berjalan lancar dengan mengikuti prosedur yang tertera di dalam “manual book”. Anak-anak penuh dengan keunikan tersendiri yang menjadi “PR” bagi kita sebagai seorang ibu untuk bisa menjelejahinya, mempelajarinya, dan mengembangkannya dengan ke arah yang terbaik bagi masing-masing anak.
Like I said in the beginning,
Life does not come with a manual, it comes with a mother.
Jangan pernah lelah untuk mejadi teman bagi mereka ketika mereka bermain, menjadi mentor ketika mereka kebingungan, menjadi “badut” untuk membuat mereka tetawa, atau menjadi seorang sahabat yang mendengarkan.
Jangan pernah lelah untuk menjadi contoh, karena kita merupakan manual utama yang paling dekat yang bisa mereka contoh dalam menjelejahi kehidupan yang masih begitu panjang dan penuh dengan kejutan.