Jika mata malas atau ambliopia terlambat dideteksi, Si Kecil berisiko mengalami kerusakan visual yang tak dapat disembuhkan.
Mata malas adalah berkurangnya ketajaman penglihatan yang diakibatkan oleh perkembangan penglihatan yang abnormal selama masa usia dini (usia 3-4 tahun). Gangguan ini umumnya mengenai 1 mata, namun kadang-kadang ditemukan juga pada kedua mata. Ambliopia adalah penyebab penurunan daya penglihatan terbanyak pada anak-anak.
Menurut dr. Florence M. Manurung, Sp.M, ophthalmologist dari Jakarta Eye Center, bila otak tidak menerima bayangan yang jelas atau jernih dari salah satu atau kedua mata, akan sulit meningkatkan kemampuan visual, apalagi jika masa perkembangan otak sudah selesai. Mata ini yang kemudian akan menjadi mata malas.
Standar normal penglihatan manusia adalah 100 persen. Namun pada penderita mata malas, angka ini biasanya hanya berkisar 40-80 saja. “Di usia 4 tahun, daya penglihatan anak seharusnya sudah mencapai 80 persen dan di usia 7 tahun hingga dewasa, haruslah mencapai 100 persen,” tambah dr. Florence.
Mata malas jika tak ditangani berisiko menurunkan penurunan kualitas penglihatan hingga dewasa. “Jika penglihatannya tidak optimal, Si Kecil bisa mengalami gangguan belajar dan penurunan nilai di sekolah. Saat dewasa, ia juga akan kesulitan saat mengendarai kendaraan atau bekerja. Perlu diingat, penderita mata malas dewasa, akan tetap kesulitan melihat jelas meski sudah menggunakan kacamata,” tambah dr. Florence.
Penyebab
Mata malas terjadi ketika jalur saraf antara otak dan mata tidak dirangsang dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan otak hanya merangsang 1 mata, biasanya karena penglihatan di mata lainnya lemah. Selain itu, mata malas juga cenderung diturunkan secara genetis. Kemungkinan lebih tinggi menderita mata malas dialami oleh anak yang terlahir prematur dan anak yang mengalami keterlambatan tumbuh-kembang. Beberapa penyebab lain yang lebih umum adalah:
1. Strabismus atau juling, merupakan penyebab paling umum dari mata malas. Strabismus adalah ketidakseimbangan pada otot-otot yang bertanggung jawab untuk mengatur posisi mata. Ketidakseimbangan otot mata mengganggu koordinasi dengan mata yang lain.
2. Kelainan refraksi, seperti rabun jauh, silinder yang besar, dan astigmatisma (adanya bayangan pada lensa mata).
3. Adanya perbedaan kekuatan refraksi antara mata kanan dan kiri.
4. Hambatan masuknya cahaya ke dalam mata, seperti kelopak mata jatuh (ptosis), katarak, kekeruhan kornea, atau sebab lain.
5. Anatomi atau kelainan struktural dari mata. Kadang-kadang mata malas merupakan hasil dari suatu kelainan, seperti retina pusat yang abnormal atau perbedaan ukuran antara mata. (OCH/ Dok. Free Digital Photos)
- Tag:
- mata_malas
- mata_anak