Penyakit infeksi cacingan merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia yang disebabkan oleh Soil Transmitted Heminths (STH). Prevelansi penyakit cacingan di Indonesia masih tinggi, khususnya bagi masyarakat yang hidup di lingkungan yang padat dengan sanitasi buruk.
Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak, karena di usia ini, mereka lebih aktif bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan luar. Banyak pula hal lain yang memengaruhi terjadinya penyakit infeksi cacingan, seperti jenis kelamin dan kebiasaan seseorang. Penelitian Ginting pada 2003 di Sumatera Utara menyebutkan bahwa infeksi cacing usus lebih banyak terjadi pada anak laki-laki, karena kebiasaan mereka yang lebih sering bermain di luar rumah, dan cenderung tidak memerhatikan kebersihan. Mereka juga cenderung bermain sembarangan dan sesuka hati.
Sanitasi lingkungan yang belum memadai, keadaan ekonomi yang rendah didukung iklim yang sesuai untuk pertumbuhan cacing, merupakan faktor penyebab lain akan tingginya infeksi cacing. Cacing masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk telur melalui pori-pori kulit. Telur-telur cacing yang berada di dalam tanah juga dapat menempel pada pakaian dan kuku jari.
Infeksi cacingan dapat menimbulkan kekurangan gizi berupa kalori dan protein, kehilangan darah atau anemia, yang berakibat menurunnya daya tahan tubuh, serta memengaruhi fungsi otak besar yang dapat mengurangi kecerdasan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah cacingan antara lain, kebiasaan mencuci tangan, memotong dan membersihkan kuku, penggunaan alas kaki, serta sanitasi lingkungan. Kurangi pula konsumsi makanan mentah atau setengah matang, dan bebas dari kontaminasi. (Aulia/DT/dok.M&B)