Balita memang memiliki keahlian hebat dalam mengetes batas kesabaran Anda. Ia selalu merengek minta dibelikan mainan baru, masih ingin bermain di taman dan tidak mau pulang, atau minta terus dibacakan cerita supaya tidak disuruh tidur terkadang membuat orangtua lelah kemudian menyerah menuruti kemauan Si Kecil.
Dr. Erica Reischer, psikolog dan pelatih pola asuh anak, menjelaskan, “Anak-anak kita selalu bereksperimen untuk mencari tahu apa yang bisa ia lakukan agar keinginannya tercapai. Bagaimana cara orangtua merespons situasi ini membuat anak terus menggoyahkan pendirian mereka. Kuncinya adalah konsistensi.”
Dengan tetap berpegang pada aturan yang Anda buat, Si Kecil akan belajar bahwa apa yang Anda maksud adalah apa yang Anda katakan, sehingga ia pun berhenti mengetes batas kesabaran Anda. Sebaliknya, jika orangtua tidak konsisten, Si Kecil akan termotivasi untuk berusaha sampai ia mendapatkan respons sesuai dengan yang ia inginkan.
Dilansir melalui M&B Australia, Dr Reischer menyebutkan ada 3 alasan mengapa orangtua agak kesulitan konsisten terhadap anak-anak mereka:
1. Orangtua tidak betul-betul memerhatikan situasi, sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka kurang konsisten ketika menghadapi Si Kecil.
2. Orangtua tidak ingin menghadapi 'drama' Si Kecil. Sebab, menjadi konsisten tentu akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dan malu karena orang-orang di sekitar menatap tingkah buruk Si Kecil saat ia sedang mengetes kesabaran Anda.
3. Orangtua tidak mampu menguasai situasi jika Si Kecil menolak patuh.
Jadi, supaya Si Kecil menerima kata 'tidak' Anda tanpa rengekan, Anda perlu menerapkan aturan yang Anda buat dan konsisten tidak memberi celah bagi Si Kecil menawar aturan Anda. (Sagar/DT/Dok. M&B Australia)
- Tag:
- balita
- anak
- membangkang
- pola_asuh