Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Imunitas Anak Bermula dari Orangtua

Imunitas Anak Bermula dari Orangtua

Apa saja yang bisa Anda lakukan untuk melindungi anak dari kuman dan membentuk imunitas yang kuat bagi masa depannya? Menurut Dr. Charles Shubin M.D., asisten profesor dari Universitas Maryland, gaya hidup orangtua sangat berpengaruh terhadap sistem imun Si Kecil di masa depannya. Berikut ini 7 kebiasaan baik yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan sistem imunnya.

 

1. Banyak mengonsumsi buah dan sayuran. Bahan-bahan makanan, seperti wortel, kacang-kacangan (seperti kacang hijau, kacang panjang, buncis), stroberi, dan jeruk kaya akan vitamin C dan karoten. Willian Sears, penulis The Family Nutrition Book, mengungkapkan bahwa fitonutrien tersebut dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menguatkan dinding sel untuk melawan virus. Untuk mendapatkan asupan fitonutrien, Anda bisa mengonsumsi 5 jenis buah dan sayuran dengan beragam warna dalam sehari, juga membiasakan Si Kecil menyukai makanan tersebut sejak dini.

 

2. Istirahat yang cukup. Fakta mengungkapkan, tidur yang cukup dan berkualitas mampu meningkatkan sistem imun. Menurut Kathi Kemper, M.D., dokter anak terkemuka asal Amerika Serikat, baik orangtua maupun anak-anak butuh waktu tidur yang cukup setiap harinya. “Orangtua harus membiasakan anak-anak tidur siang, karena tidur siang sangat diperlukan oleh mereka. Sementara, orangtua harus punya tidur cukup untuk menghindari stres yang mampu mengurangi imunitas tubuhnya,” ujarnya.

 

3. ASI eksklusif. Anda mungkin sudah mengetahui bahwa ASI merupakan sumber pangan terbaik bagi bayi. ASI mampu mencegah penyakit, seperti diare, alergi, meningitis, pneumonia, bahkan mampu mengurangi kasus sudden infant death syndrome (kematian bayi secara mendadak). Apalagi kolostrum yang terkandung dalam ASI pertama sang ibu merupakan zat yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil. Dr. Shubin dari The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI ekslusif sebaiknya diberikan kepada Si Kecil hingga usianya menginjak 1 tahun.

 

4. Olahraga. Aktivitas olahraga diketahui dapat membuat peredaran darah Anda dan Si Kecil berjalan lancar. Hal ini tentu dapat mengurangi risiko penumpukan darah kotor yang berpotensi membawa penyakit. Ranjit Chandra, M.D., dokter anak terkemuka di bidang imunologi, mengatakan bahwa orangtua adalah panutan anak-anak. Bila orangtua rajin berolahraga, maka anak-anak mereka pun akan menirunya. “Bermain sepeda, bola, menari, hiking ringan, merupakan jenis olahraga yang bisa Anda nikmati bersama keluarga,” ujarnya.

 

5. Mengenali imunitas. Sistem imunitas Si Kecil juga dibentuk dari bagaimana tubuhnya memerangi kuman di sekitarnya. Meski kebersihan memang harus selalu dijaga, namun jangan biarkan anak terlalu steril. Paling tidak, lakukan gaya hidup sehat yang sederhana, misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, mandi 2 kali sehari, membersihkan rumah dengan teratur, serta mengganti handuk dan sikat gigi secara teratur.

 

6. Jauhi asap rokok. Anda perokok aktif? Bila ya, maka berhentilah dan jangan jadikan Si Kecil perokok pasif! Ingatlah, asap rokok mengandung lebih dari 4.000 racun yang mampu menurunkan kadar imunitas dan menipiskan dinding sel. Beverly Kingsley, Ph.D, ahli epidemiologi terkemuka dari Atlanta, mengatakan, anak-anak memiliki kinerja metabolisme lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Oleh sebab itu, apapun yang diserap oleh anak akan diproses lebih cepat dan berpengaruh terhadap organ mereka di masa depan. “Tiada kata yang lebih baik daripada berhenti merokok dan menjauhinya!” ungkap Dr. Beverly.

 

7. Hindari ketergantungan obat. Mungkin ada orangtua yang selalu memeriksakan anak-anaknya ke dokter bila Si Kecil tidak fit. Mereka pun jadi sangat tergantung pada obat dokter. “Anak-anak di bawah usia 2 tahun lebih mudah terserang virus dan bakteri patogen, namun tidak selamanya antibiotik baik dikonsumsi. Biarkan tubuh Si Kecil membentuk imunitasnya sendiri. Yang perlu Anda perhatikan adalah tetap mengikuti anjuran dokter dan jangan melewatkan vaksinasi,” ujar Howard Bauchner, M.D., profesor kesehatan anak dari Universitas Boston. (G/Dok.M&B)