Sebagian besar kasus janin tidak berkembang terjadi akibat infeksi virus, seperti toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, selain infeksi bakteri tertentu ataupoun kelainan kromosom akibat faktor lingkungan, seperti rokok dan alkohol. Faktor-faktor lain, seperti penyakit metabolisme, kelainan darah, kelainan bentuk rahim, dan tumor juga bisa menjadi pemicunya.
Dengan mengetahui penyebabnya, penanganan medis bisa lebih diarahkan pada faktor penyebab tersebut. Perhatikan beberapa faktor berikut.
1. Faktor Genetika
Janin merupakan perkembangan dari zigot, yang terbentuk dari peleburan sel sperma dan sel telur. Karenanya, jika kuantitas dan kualitas kedua jenis sel tersebut ada yang buruk, dapat membuat zigot yang terbentuk selanjutnya menjadi janin terhambat berkembang. Ibu hamil yang memiliki pasangan dan keluarga dengan riwayat cacat lahir, karena kerusakan gen atau kromosom tertentu, juga berisiko mengalami hal sama. Ini ditandai dengan masalah perkembangan janin pada awalnya.
2. Infeksi TORCH
Disebabkan oleh toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, serta herpes simplex. Jika kehamilan terdeteksi infeksi ini, bisa terjadi keguguran, bayi lahir prematur, serta kelainan pada janin. Sebaiknya, tes TORCH dilakukan sebelum hamil. Apabila tes TORCH dilakukan setelah hamil, harus dilakukan terapi selama kehamilan.
3. Penyakit Kronis
Gangguan sistem tubuh disebutkan bisa menjadi salah satu penyebab janin gagal berkembang hingga terjadi keguguran, misalnya diabetes yang tidak terkontrol, obesitas, dan gangguan hormonal. (DO/Aulia/DT/dok.M&B)