Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

ALL HAIL THE DADS!

ALL HAIL THE DADS!

Dalam hal parenting, sosok ibu memang lebih banyak mendapatkan sorotan dan porsi pembahasan. Tentunya karena ibulah yang mengandung, melahirkan, dan menyusui. Karena manusia bukanlah kuda laut, sampai saat ini memang untuk proses tersebut masih harus dilalui oleh Sang Ibu. Begitu Si Anak lahir, barulah Si Ayah mendapati dunianya jungkir balik, dan emosi menjadi orangtua berhamburan di dalam dadanya, telat 9 bulan dari Sang Istri yang sudah terlebih dahulu menikmatinya.

 

Semenjak kelahiran Si Buah Hati, seorang ayah akan mendapati bahwa dunianya berubah. Hal-hal yang dulu bisa dilakukan, tidak lagi bisa dilakukan. Hal yang dulu tak bisa dilakukan, sekarang harus bisa dilakukan. Semakin hari semakin bingung dan semakin panik, tapi semakin hari juga semakin cinta pada Si Anak. Semakin kagum pada Sang Istri. Dan semakin bersyukur akan hidup.

 

Dalam rangka Father’s Day di bulan Juni ini, mari kita berikan penghormatan setinggi-tingginya bagi para ayah, yang apapun pekerjaan dan latar belakangnya, semuanya pasti rela melakukan hal-hal di bawah ini, demi anak-anak mereka tercinta:

 

1. Menjadi supir keluarga andalan, mengantarkan ke berbagai acara sekolah, les, ulangtahun, dan playdate. Padahal godaan nonton tayangan ulang sepakbola sungguhlah besar.
2. Bagi ayah yang punya putri, rela menjadi objek eksperimen meni-pedi, kepang-mengepang, dan make-up yang sungguh jauh dari natural, lebih dekat ke supra-natural.
3. Merelakan mobil sport kesayangan berubah menjadi mobil keluarga serba guna yang  keseluruhan isinya dan fungsinya dikuasai oleh anak.
4. Tidur di kasur tipis di lantai, demi memberikan tempat bagi anak-anak yang menguasai kasur utama bersama ibunya (Kok bisa ya, badan sekecil itu makan tempat sebanyak itu???).
5. Begadang setelah nonton siaran langsung sepakbola, lalu pagi hari nonton siaran langsung bola basket, tapi setelah itu ternyata Little Princess butuh kostum untuk acara sekolah? Tidur bisa nanti, Papa to the resque!
6. Merelakan porsi hak nonton TV utama untuk acara anak-anak. Sama seperti semua kegiatan dewasa lainnya, dari diskusi politik sampai minum wine, semua tontonan kesayangan digeber sesudah Si Anak pergi tidur.
7. Ikut menemani dan menyemangati istri yang harus bangun tiap beberapa jam sekali, termasuk di malam hari dan pagi buta, untuk menyusui atau memompa ASI. Kalau ditanya apa bedanya zombie dengan ayah dari bayi dan anak kecil? Ya, tidak ada bedanya.
8. Yang terpaksa selalu bilang, “Sori ya, gue telat” semenjak punya anak. Karena kombinasi antara macetnya jalanan dan ribetnya menyiapkan anak untuk pergi sungguh membuat waktu perjalanan semakin tak terduga.
9. Mengantri dengan agak salting di nursery mall untuk mengganti popok bayi, karena si Ibu sedang sibuk dengan tugas lain. Teamwork! You Go Dad!
10. Walaupun sebenarnya sangat ingin makan yang lain, tapi berusaha senatural mungkin berkata, “Hmm, enak banget nih, brokolinya” di depan anak, supaya dia mau makan sayur juga.
11. Menahan rasa sakit dan tetap mempertahankan senyum serta ekspresi menyemangati saat bermain dengan anak dan tak sengaja ketendang, terpukul, atau terlempar. Dads gotta be tough. Tulang kering yang tertendang bisa dikompres nanti saja.
12. Menghilangkan samasekali kosakata “Santai” dari kehidupan sehari-hari, karena tiap saat harus mengawasi dan siap menjadi penyelamat. Awas lubang! Awas kabel listrik! Awas barang pecah belah, karena pecah berarti membeli!

 

Masih banyak tentunya cerita-cerita mengharukan dari keseharian seorang Ayah, partner kita dalam membesarkan manusia-manusia kecil, yang membuat kita menyadari betapa pentingnya dan krusialnya peran Ayah di awal kehidupan anak kita. Tapi yang paling mengharukan dari semuanya, semua list pengorbanan di atas, tidak akan pernah dianggap sebagai pengorbanan oleh para Ayah. Bukan pengorbanan, tapi perolehan. Perolehan pengalaman, kebahagiaan, dan kecintaan. And that’s why we love you, Dads!

 

Happy Father’s Day!