Selain olahraga dan pola diet, kualitas tidur merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan. Gangguan tidur seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA) dapat memengaruhi kualitas hidup dan membuat penderita berisiko terkena penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes.
Menurut Dr. Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT dari Indonesia Sleep Society, OSA merupakan penyakit kesehatan masyarakat yang penting, seiring dengan meningkatnya obesitas, namun sering tidak terdiagnosa. Menurutnya, angka kejadian OSA derajat sedang hingga berat yang tidak terdiagnosis bisa mencapai 82 persen pada laki-laki dan 93 persen pada wanita.
OSA merupakan salah satu kelainan tidur yang umum terjadi, dan menyerang 2 sampai 4 persen dari jumlah populasi orang dewasa di dunia. Hal ini dapat ditandai dengan penutupan jalur napas di belakang lidah, sehingga menghambat pernapasan saat tidur.
Sebagian besar masyarakat, menganggap gangguan bernapas saat tidur itu normal. Padahal, bila tidak ditangani, hal tersebut dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, serangan jantung, dan stroke. Gangguan bernapas saat tidur juga erat kaitannya dengan hipertensi resisten, gagal jantung, dan atrial fibrilasi. (Aulia/DT/reedigitalphotos)