Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Hindari Terlalu Terobsesi dengan Berat Badan Anda

Hindari Terlalu Terobsesi dengan Berat Badan Anda

Anda mungkin berpikir selalu mengawasi setiap pertambahan berat badan adalah hal terbaik untuk menghindari risiko berat badan berlebih serta obesitas. Namun, penelitian terbaru menyebutkan terlalu terobsesi dengan berat badan ternyata tidak baik juga bagi seseorang.

 

Para ahli menemukan fakta bahwa orang-orang yang percaya mereka mengalami berat badan berlebih atau obesitas akan cenderung terus mengalami kenaikan berat badan daripada orang-orang yang tidak terlalu memerhatikan berat badan mereka. Ini disebabkan orang-orang yang mengidentifikasikan berat badannya berlebih akan makan lebih banyak akibat stres yang dirasakan.

 

“Anda mungkin berharap jika seseorang peka terhadap berat badannya yang berlebih ia akan memulai gaya hidup sehat dan menurunkan berat badannya. Padahal, menyadari bahwa seseorang mengalami kelebihan berat badan akan membuatnya stres dan semakin sulit mengikuti gaya hidup yang sehat,” ujar Dr Eric Robinson dari University of Liverpool, Inggris.

 

Dilansir melalui Daily Mail, Dr Eric Robinson menambahkan bagaimana cara masyarakat membicarakan tentang berat badan dan membentuk stigma mengenai orang dengan berat badan berlebih atau obesitas perlu dibenahi. “Kuncinya untuk menyemangati mereka mengubah gaya hidup adalah dengan tidak membentuk stigma mengalami berat badan berlebih merupakan hal yang sangat buruk,” sarannya.

 

Menurut Peter LePort, MD, medical director MemorialCare Center for Obesity di Fountain Valley, California, menjelaskan kunci dari masalah ini adalah mekanisme stres pada seseorang. “Orang-orang bereaksi terhadap stres dengan berbagai cara, namun beberapa di antaranya memilih makan sebagai pelepas stres. Jadi, walaupun pada awalnya berat badan orang tersebut normal, jika ia menggunakan metode menghadapi rasa stresnya dengan makan tentu bobot tubuhnya akan terus bertambah dan akhirnya tidak menyelesaikan masalah,” ungkap Peter saat diwawancarai oleh Yahoo Health. (Sagar/DT/Dok. Freedigitalphotos)