Dibandingkan puluhan tahun yang lalu, kaum wanita banyak menggali terobosan dalam keberadaanya di lingkungan masyarakat. Dulu mungkin wanita seringkali tidak dianggap keberadaannya, apalagi aspirasi dan cita-citanya.
Hidup di zaman modern saat ini, wanita banyak sekali deberikan kesempatan dalam hidupnya di mana segala macam pilihan ada di tangan kita. Semua “kemudahan”, “akses”, dan” kesetaraan” yang kita dapatkan saat ini, membuat perempuan mampu menentukan pilihan apa saja yang ingin ia lakukan di dalam hidupnya.
1. Sukses dalam jenjang pendidikan dan menjadi akademis.
2. Sukses berkarier dan mencapai puncak tertinggi dalam karier.
3. Mengubah segala sesuatu yang ingin kita ubah dari penampilan yang kita ingini, dari yang secara normal melalui diet dan olah raga sampai kepada tindakan operasi untuk mengubah mata, hidung, semua bisa diubah sesuai yang diinginkan.
4. Menikah dengan laki-laki yang dicintai dan membangun keluarga (zaman dulu perjodohan masih sangat kental).
5. Menikah dengan gender pilihannya. Hmmm....
6. Atau tidak menikah tapi memiliki life partner dalam hidupnya.
Sadar atau tidak sadar, apa yang dapat diterima atau tidak secara nilai dan budaya akan terus berubah. Dan perubahan nilai yang kita hadapi di dunia ini, tentunya juga akan terus bergeser. Yang dulunya tidak dapat diterima oleh masyarakat, lama-kelamaan akan bisa diterima karena semua orang melakukannya. Just simply karena semua orang mulai melakukannya, itu yang mulai dianggap “normal” oleh masyarakat.
What used to be “taboo” now considered as “normal”.
One min it is “in”, another min it is “out”
Apa yang ingin saya utarakan adalah, "value" atau nilai dalam dunia ini terus berubah dan akan terus bermetamorfosa selama manusia hidup di dalam bumi ini. Sudah pasti, nilai yang dianut oleh para penghuni bumi ini lah yang akan bergerak dan menentukan “value” dalam kehidupan kita. Tentunya sebagai orangtua, saya sering berpikir nilai hidup apa yang akan dipegang oleh anak-anak 20 sampai 30 tahun mendatang. To be honest, sometimes it scares me.
Nilai hidup seperti apa yang harus kita anut, harukah kita terus mengikuti arus perkembangan? Salah satu siasat yang saya gunakan dalam menentukan nilai hidup saya adalah kembali kepada moral dan jalur agama, terlepas dari orang menganggapnya kuno atau tidak. Tapi saya rasa saya bisa “gila” dan kehilangan arah jika tidak memegang sebuah nilai yang kokoh dan berakar dalam menjalani hari-hari yang penuh dengan perubahan.
Jadi, berikut patokan nilai hidup yang yang saya terus belajar untuk dijalani.
1. Grateful: belajar menghitung apa yang sudah diberikan daripada mengeluh.
2. Devotion: some days are good, someday are bad, good to know there is Power greater than you.
3. Integrity: menjaga etika karena dunia ini kecil.
4. Sacrifice: dunia kita akan semakin luas ketika kita mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan diri sendiri.
5. Effort: berusaha semampu diri kita and let God do the rest.
6. Forgiveness: memaafkan sebenarnya membebaskan kita.
7. Commitment: yang ini paling penting dan yang menjadi penggerak semua nilai yang kita pegang. Saya selalu memeringati diri saya, jangan mengikuti perasaan atau mood, just do it, because it is the right thing to do. #masihbelajar
Prioritas dalam kehidupan kita ditentukan oleh nilai-nilai yang kita pegang dalam kehidupan kita. Tidak selalu mudah mengikuti patokan, tapi seringkali yang saya alami, justru patokan atau rambu-rambu inilah yang menyelamatkan saya dalam membuat keputusan .
The world will always evolve, but some things better stay the same....