Saat rasa nyeri menghampiri, seseorang akan menjadi susah tidur dan sulit untuk beraktivitas. Banyak orang kemudian menenggak obat pereda nyeri sebagai solusi cepat. Namun, sebenarnya obat hanya akan meredakan untuk sementara waktu dan rasa nyeri akan datang kembali. Obat juga bukanlah jalan keluar yang aman karena dapat membuat Anda menjadi kecanduan, overdosis dan dapat berujung pada kematian.
Sebagai solusi aman, Anda dapat melakukan upaya menekan nyeri hingga ke titik nadir melalui interventional pain management (IPM). IPM merupakan salah satu cabang kedokteran yang mempelajari tentang diagnosis dan pengobatan gangguan nyeri. Biasanya IPM dilakukan oleh dokter spesialis anestesi, neurologi, bedah saraf, orthopedi, atau terapi fisik dan rehabilitasi.
Menurut dr. Mahdian Nur Nasution, SpBS, pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, terdapat berbagai metode dalam IPM di antaranya terapi steroid, radiofrequency, neurostimulation, caudal epidural catheter dan sebagainya. Semua metode ini ampuh untuk meredakan nyeri dalam waktu singkat.
“Biasanya pasien harus menjalani pembedahan untuk mengatasi nyeri, namun dengan IPM kita dapat menghentikan nyeri dengan menyuntikkan obat atau melakukan terapi aliran listrik langsung pada titik nyeri. Efeknya, rasa nyeri akan bisa langsung reda dalam waktu cepat,” ujarnya dr Mahdian.
Anak dan Ibu Hamil
Tidak sedikit anak yang dalam masa perkembangannya mengalami nyeri. Biasanya anak mengalami nyeri fungsional sehingga masih bisa disembuhkan dengan latihan fisik. Namun apabila nyeri yang dialami telah kronik, IPM dapat dilakukan. Namun berbeda dengan ibu hamil. Saat hamil banyak ibu yang mengeluhkan nyeri pada bagian punggung. Meski nyeri hebat sekalipun tidak dianjurkan untuknya menjalani IPM karena dikhawatirkan x-ray yang digunakan selama proses berlangsung dapat membahayakan janin di dalam rahim. (Meiskhe/DC/dok.FreeDigitalPhotos)