Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Faktor Penghambat Cepat Hamil

Faktor Penghambat Cepat Hamil

Anda ingin segera memiliki bayi namun tak kunjung hamil?  Mungkin saja ada kaitannya dengan tingkat kesuburan yang sedang menurun. Kondisi ini tentu saja bisa menghambat untuk  cepat memiliki bayi lho, Moms!.  Berikut faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kesuburan pada wanita.

 

 

Obesitas Kelebihan berat badan dapat mempengaruhi produksi hormon dan lebih sulit wanita untuk hamil. Semakin berat bobot badan, fungsi ovarium juga mengalami penurunan.

 

 

Terlalu Kurus Ternyata terlalu kurus juga bisa menurunkan tingkat kesuburan. Hal ini karena kekurangan leptin, hormon yang mengontrol rasa lapar dan kenyang. Kurangnya kadar leptin dapat membuat wanita tidak menstruasi.

 

 

Pertambahan Usia Ketika wanita mengalami menopause pada usia 40-an atau 50-an, wanita tidak mampu lagi untuk hamil. Tidak ada usia pasti kapan wanita dikatakan tidak subur. Namun menurut ahli, pada usia di atasi 35, kehamilan sulit terjadi.

 

 

Faktor Ibu Tanyakan kepada ibu Anda kapan beliau mengalami menopause. Jika mengalaminya terlalu awal, kemungkinan akan menurun juga kepada Anda. Namun belum dipastikan hal ini berlaku bagi semua wanita.

 

 

Paparan Senyawa Kimia Terpapar pestisida atau senyawa kimia industri berdampak pada pasangan sulit untuk memiliki bayi. Environmental Health Perspectives pada 2013 mencatat sekitar 29% kemungkinan paparan zat kimia bisa menghambat untuk hamil. Sebuah studi dari Washington University  pada tahun ini mengungkap terdapat 15 zat kimia yang dapat menimbulkan menopause dini.

 

 

Merokok Merokok selain membahayakan janin, menurut American Society for Reproductive Medicine juga  menyumbang 13% dari kasus infertilitas. Terpapar asap rokok saja bisa mengganggu fungsi endokrin.

 

 

Alkohol Belum ada temuan pasti mengenai jumlah alkohol yang masuk ke dalam tubuh yang dapat mempengaruhi tingkat kesuburan. Namun menurut dokter, wanita yang mengonsumsi alkhol lebih dari satu gelas dalam sehari dapat meningkatkan risiko gangguan ovulasi. (Meiskhe/dok.MB)