Moms, tindakan menindas atau bullying terjadi secara universal dan berawal dari usia dini. Tidak menutup kemungkinan anak usia 3 tahun menjadi korban bahkan pelaku. Sering dijumpai sejumlah kasus terjadi di daycare, pre-school, homecare, playgroup serta taman kanak-kanak (TK).
Bentuk bullying yang dilakukan anak-anak berbeda dengan remaja atau dewasa. Oleh karena itu, seringkali orangtua dan guru tidak menyadari dan mengabaikan bullying pada anak-anak. Banyak yang berpikir bahwa anak terlalu polos untuk bisa menggertak temannya, dan jika pun ada, kemungkinan hal tersebut dilakukan tanpa sengaja.
Untuk mencegah bullying, mari kenali bentuknya!
- Anak berteriak “Ini milikku!”, sambil meraih mainan, dan jika ia melakukannya berulang-ulang kepada satu orang yang sama, hal tersebut dapat berakibat menjadi perlakuan kasar.
- Anak-anak suka berbisik rahasia dan saling memanggil dengan nama yang konyol. Jika berbisik menyebar rumor atau informasi pribadi, memanggil nama yang terkesan mengejek dan menjadikan sasaran satu orang saja, hal tersebut bisa dipertimbangkan sebagai bullying.
- Ketika anak mengatakan “Kamu tidak bisa bermain denganku!”, dapat menjadi awal intimidasi relasi yang berpotensi menjadi pengucilan terhadap target.
- Bermain bersama dengan teman-temannya juga bisa menjadi sarana untuk menegaskan diri atas kekuasaannya terhadap teman-temannya. Jika seorang anak secara berulang menempatkan temannya memainkan peran yang tidak diinginkan dan secara sengaja, hal ini dapat diidentifikasi sebagai bullying.
(Meiskhe/DT/dok.MB)