Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Anemia Pada Kehamilan

Anemia Pada Kehamilan

Apakah Anda sedang hamil dan mudah merasa lelah, mengantuk, lesu, dan kurang konsentrasi? Apabila ya, sebaiknya Anda waspada! Anda bisa saja mengalami gejala anemia. Hal itu dapat mengganggu kehamilan Anda dan berbahaya bagi pertumbuhan janin. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, sebanyak 37,1 persen anemia terjadi pada ibu hamil. Mereka lebih rentan terkena penyakit ini karena selama masa kehamilan, kebutuhan tubuh sel darah merah dan zat besi meningkat 3 kali lebih besar. 

 

Penyebab anemia pada kehamilan umumnya adalah ketidakseimbangan antara asupan makanan yang mengandung zat besi dengan meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi. Zat besi bisa didapatkan melalui makan yang kaya protein nabati dan hewani. Namun sayangnya, tubuh hanya mampu menyerap sebanyak 5-20 persen kandungan zat besi yang telah dikonsumsi melalui makanan. Sementara, ibu hamil yang rentan mengalami mual dan muntah berlebihan dapat menurunkan proses penyerapan zat besi dalam tubuh. 

 

Untuk itu, WHO merekomendasikan ibu hamil untuk mengonsumsi suplemen zat besi sebanyak 60mg/hari. Pemberian suplemen ini disarankan dimulai sejak awal kehamilan. Jika tidak segera ditangani, anemia dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan ibu dan janin karena tidak mendapatkan suplai oksigen dan makanan yang baik. Akibatnya, bayi akan terlahir dengan berat badan rendah dan bisa saja menderita cacat bawaan. 

 

Beberapa penelitian juga telah menemukan adanya hubungan antara ibu hamil yang menderita anemia di trimester 1 dan 2 dengan kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu). Risiko terburuk bagi ibu yang menderita anemia berat selama kehamilan adalah keguguran atau mengalami komplikasi selama proses melahirkan, karena tidak memiliki energi yang cukup untuk mengejan. Risiko perdarahan saat melahirkan juga lebih mudah terjadi pada penderita anemia. (Deonisia/DC/Dok. M&B)