Ketika balita berbohong, sebenarnya ia tidak punya niat jahat. Anda tidak perlu memarahi atau menghukumnya. Kalau ia hidup di lingkungan sosial yang baik, jujur, dan percaya satu sama lain, ia akan terdidik dengan sendirinya. Suara hati kecilnya semakin lama akan semakin kuat. Seiring kedewasaannya, suara hati akan berperan lebih banyak dalam pengambilan keputusan moralnya. Sementara ini, Anda bisa mendidiknya dengan cara berikut:
- Jangan memberi ruang baginya untuk berbohong. Kalau Anda memang tahu ia bersalah, jangan tanya, “Siapa yang melakukan ini?” Langsung saja konfrontasi, “Mama lihat kamu membuang sayur dari piring.”
- Pada kesempatan lain, beri ruang baginya untuk mengaku sendiri. Ia lebih mau mengaku jika Anda bertanya “Kok lantainya bertabur krayon, ya? Kira-kira bagaimana ini bisa terjadi? ” Jika Anda langsung marah dan menuduh, ia akan defensif. “Tuh lihat kan, gara-gara kamu, lantai jadi kotor!” Ia pun akan menyahut, “Bukan aku, kok!“
- Tunjukkan bahwa kejujurannya akan dipuji, bahkan saat ia jujur mengenai sebuah kesalahan. Jika ia mengakui kesalahan dan Anda langsung memarahinya, ia pasti kapok untuk berkata jujur, bukan kapok berbuat kesalahan. Sebaliknya, jika Anda mendukungnya saat jujur, ia akan sadar sendiri bahwa sikap jujur akan menyelesaikan masalah lebih mulus. Tetapi, sudah jujur bukan berarti bebas hukuman. Berikan konsekuensi wajar dari kesalahan yang ia buat. Misalnya, jika ia mengotori sesuatu, suruh ia membersihkannya. Atau jika ia menyakiti teman atau adiknya, ajak ia minta maaf dan menghibur orang yang ia sakiti.
- Pancing ia untuk lengkap dalam bercerita. Misalnya, ia mengadu dipukul temannya. Meski ini benar, ia mungkin masih menyisakan cerita bahwa sebelum dipukul, ia menarik rambut temannya itu. Tanyakan dengan lembut bagaimana kejadian selengkapnya.
- Jika Anda selalu marah besar dan memberi hukuman berat kepada Si Kecil, ia akan terlalu tertekan untuk mengakui kesalahan. Ia sudah membayangkan mimpi buruk yang akan menimpanya dan berbohong adalah cara untuk selamat dari amarah Anda. Karena itu, jangan terlalu galak terhadap Si Kecil kalau Anda mau ia jujur.
- Anda tidak perlu jadi detektif di rumah. Kalau Anda mencurigai Si Kecil melakukan kesalahan dan ia tidak mengaku, tidak perlu Anda interogasi. Semakin dituduh, meski memang ia tersangka utama, semakin ia membela diri. Atau jika ternyata ia tidak salah, ia akan marah sekali terhadap Anda. Jadi, jika ia jelas-jelas bersalah namun tidak mengaku, katakan, “Mama berharap kamu berkata jujur, kalau kamu tidak bercerita dengan jujur, mama akan sedih sekali.”
- Terapkan asas kepercayaan di rumah. Tunjukkan bahwa Anda menaruh kepercayaan kepadanya dan ia akan bertanggung jawab. Lebih baik katakan, “Mama percaya kamu akan bermain dengan baik hari ini,” daripada, “Awas, nanti kalau main sama teman jangan kasar ya!” Anda sendiri harus jadi orang yang bisa dipercaya oleh anak-anak. Penuhi janji-janji Anda!
Jadikan kejujuran sebagai pilihan utama dalam setiap situasi, baik hal kecil maupun besar. Misalnya, saat Anda membawanya suntik imunisasi, jangan katakan bahwa itu tidak sakit. Katakan, “Disuntik akan agak sakit, tapi tenang, kamu bisa pegang tangan Mama.”
Lalu, kalau Anda berwisata dan harus bayar tiket lebih karena Si Kecil berusia di atas 3 tahun, jangan bohong pada petugas tiket mengenai usianya. Ia bisa menangkap bahwa Anda juga suka berbohong. Menjadi teladan adalah cara yang paling efektif untuk mendidik anak. Jadi, kalau Anda ingin ia jujur, 'PR' Anda adalah menjadi pribadi yang jujur pula. (FR/Sagar/DC/Dok. M&B UK)
- Tag:
- balita
- anak
- balita_berbohong