National Post Kanada baru-baru ini mengabarkan seorang bayi laki-laki hampir kehilangan sepertiga darah dari dalam tubuhnya setelah disunat. Bayi tersebut bernama Ryan Heydari dan baru berusia 22 hari ketika menjalani proses sunat.
Para dokter yang membantu proses sunat mengatakan tidak ada yang salah dan Ryan tidak mengalami perdarahan. Namun orangtua Ryan, Homa Ahmadi dan John Heydari, melaporkan ada yang janggal ketika bayi mereka yang biasanya tidak rewel, tiba-tiba menangis kencang setelah sunat dilakukan. “Ia tidak berhenti menangis dan suaranya sangat kencang,” ujar Homa, seperti dikutip melalui M&B AU.
Ryan ternyata mengalami perdarahan dan kondisinya terus memburuk. Menurut Homa, kehilangan darah sebanyak itu tentu berbahaya bagi bayi. Ia dan John kemudian disarankan membawa Ryan ke Toronto's North York General Hospital untuk mendapatkan penanganan. Sayangnya, Ryan meninggal seminggu kemudian karena hypovolaemic shock yang disebabkan oleh perdarahan.
“Kehilangan Ryan membuat kami menyadari bahwa kami memang tidak bisa memiliki segalanya. Memiliki Ryan adalah mimpi dan harapan kami sejak lama. Kami berharap kejadian ini tidak menimpa bayi lainnya,” tutup Homa. Perkumpulan dokter mengatakan, kematian akibat perdarahan setelah disunat merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. (Sagar/DC/Dok. National Post/M&B AU)