Mual dan muntah selama kehamilan adalah wajar. Namun, bagaimana bila Anda mengalaminya secara berlebihan? Menurut penelitian, sekitar 70-80 persen wanita hamil mengalami morning sickness. Dan, sebanyak 1-2 persen dari mereka mengalami morning sickness yang ekstrem atau dikenal dengan istilah hyperemesis gravidarum. Mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, dan gangguan elektrolit, sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari, serta membahayakan janin di dalam kandungan.
Gejala hyperemesis yang dialami berbeda pada setiap wanita hamil. Gejalanya bisa Anda ketahui jika Anda mengalami mual hebat disertai muntah setiap kali makan atau minum. Biasanya, mual muntah hebat ini Anda alami pada trimester pertama kehamilan.
Menurut dr. Fakriantini Jayaputri, Sp.OG, mual disertai muntah akibat hyperemesis tidak akan berkurang meski kehamilan sudah menginjak usia lebih dari 12 minggu. Akibat muntah, Anda akan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Ciri lain yang patut diwaspadai adalah kehilangan berat badan lebih dari 5 persen dari berat badan sebelum hamil. Ini berbahaya mengingat saat hamil, Anda membutuhkan nutrisi cukup untuk Anda dan bayi dalam kandungan.
“Secara otomatis, tubuh wanita yang mengalami kondisi hyperemesis gravidarum akan menolak makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuhnya. Hal itu mengakibatkan ia sering merasakan pening, sakit kepala, pingsan, warna kulit serta mata pun dapat berubah menjadi kuning,” kata dr. Fakriantini.
Lalu, bagaimana membedakan hyperemesis dengan morning sickness? Bila Anda mengalami mual yang tidak disertai muntah hebat dan pada kehamilan usia 12 minggu rasa mual, serta muntah berkurang, Anda tidak mengalami hyperemesis. Anda 'hanya' mengalami mabuk kehamilan biasa. Selain itu, bila mual dan muntah tidak mengakibatkan dehidrasi dan Anda masih dapat mengonsumsi makanan, Anda tidak perlu khawatir. (FBS/Aulia/DC/Dok. M&B)