Mengidentifikasi faktor pencetus asma memang bukan hal yang mudah. Dokter atau pasien harus jeli terhadap semua paparan yang dicurigai menjadi pemicu timbulnya serangan asma.
Jika faktor pencetus asma sudah diketahui, sebisa mungkin harus dikurangi paparannya. Apakah itu debu, asap, dan lainnya. Sayangnya, masyarakat sering kali meremehkan keparahan penyakit asma karena malas atau takut pergi ke dokter. Padahal, sama seperti penyakit pernapasan lainnya, asma juga mengancam jiwa.
“Kebanyakan pasien asma baru datang ke dokter jika serangan terasa sangat mengganggu. Keadaan ini bisa disebut akut dan penyebabnya adalah flu, kelelahan, alergen, stres, atau lingkungan tidak sehat. Serangan akut tersebut dapat menyebabkan gagal napas yang mengakibatkan kematian,” ungkap dr. Prasenohadi,Sp.P, KIC, PhD, Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan RS Siloam Asri dalam seminar media Rabu (4/11) lalu.
Asma yang dapat mengancam jiwa merupakan asma akut terberat yang biasanya disertai gagal napas, penurunan kesadaran, hingga risiko henti napas. “Herannya, pasien yang datang ke IGD karena serangan berat banyak yang baru saja menghentikan penggunaan obat antiradang oral atau tidak sedang menggunakan obat,” tambah dr. Prasenohadi.
Ia menambahkan, keadaan serangan akut tentu memerlukan penanganan yang serius dan fasilitas lengkap. Namun, hal tersebut bisa dicegah dengan penanganan asma sedini mungkin melalui klasifikasi yang akurat. (Aulia/DC/dok.M&B)