Makan bagi anak bukanlah proses alami, tetapi merupakan kegiatan kompleks yang perlu dilatih. Selain mengatasi lapar, makan juga bertujuan memenuhi kebutuhan zat gizi yang berguna untuk aktivitas dan proses tumbuh-kembang bayi.
Data dari Global Strategy for Infant and Young Child Feeeding, WHO, menunjukkan bahwa 2/3 kematian balita diakibatkan oleh malnutrisi, karena praktik pemberian makanan yang tidak sesuai di tahun pertama kehidupannya. Apa sajakah pemberian makanan yang tak tepat tersebut menurut WHO?
- Pemberian ASI yang kurang optimal. Menurut data WHO, di seluruh dunia, hanya sebesar 35 persen bayi yang mendapat ASI eksklusif.
- Kualitas dan kuantitas MPASI yang rendah dan tidak sesuai dengan usia bayi.
- Usia pengenalan MPASI yang terlalu awal atau terlalu lambat.
- Pemilihan jenis makanan, tekstur, dan variasi rasa yang kurang sesuai dengan tahapan perkembangan bayi.
- Jadwal dan cara pemberian makan yang kurang tepat.
- Kebersihan yang tidak terjamin. Proses penyiapan makanan, termasuk alat makan dan alat produksi harus diperhatikan kebersihannya.
Untuk mengatasi hal-hal di atas, WHO dan UNICEF mengeluarkan rekomendasi untuk Anda para orangtua agar melakukan ini:
- Setiap bayi seharusnya mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya.
- IMD (Inisiasi Menyusui Dini) setelah persalinan adalah salah satu langkah keberhasilan pemberian ASI. Karenanya, Anda harus melakukan IMD segera setelah melahirkan.
- Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, setiap bayi harus mendapatkan MPASI tepat waktu, cukup, dan aman. (Lydia Natasha/DC/Dok. M&B UK)