Ada lebih dari 200 virus yang berkeliaran dan dapat menyebabkan pilek. Tidak heran, bayi yang sistem imunnya belum sempurna sangat rentan terserang penyakit ini. Ya, ketika Si Kecil sudah mulai merangkak, ia akan gemar mengeksplorasi ruangan, menggapai benda-benda di sekitarnya, serta memasukkan semua benda ke mulut. Hal itu pun membuat virus pilek dengan mudah masuk ke dalam tubuhnya.
Bayi paling sering terkena pilek saat musim hujan, sebab membran di dalam hidungnya akan mengering akibat udara dingin, sehingga memudahkan virus berkembang biak di sana. Anda pun akan lebih sering menghabiskan waktu bersamanya di rumah saja yang justru membuat virus lebih gampang tersebar.
Dilansir melalui Babycenter, rata-rata anak terkena pilek 6-10 kali dalam setahun. Sedangkan bagi anak yang dititipkan di daycare atau sudah masuk sekolah, serangan pilek meningkat menjadi 12 kali selama setahun. Penyakit pilek berbeda dengan flu atau alergi meskipun sekilas tampak serupa.
Jika Si Kecil mengalami pilek, lendir di dalam hidungnya lama-lama akan mengental dan berubah abu-abu, kuning, atau hijau. Biasanya, ia juga akan mengalami batuk serta demam sekitar seminggu kemudian. Apabila Si Kecil demam, perhatikan ketika demamnya turun! Apabila ia tetap aktif dan nafsu makannya normal, kemungkinan ia terserang pilek. Atau, bila hidung Si Kecil mengalami tersumbat atau batuk sebelum muncul gejala demam, ini juga dapat dikategorikan sebagai penyakit pilek.
Flu atau penyakit lainnya cenderung terjadi secara mendadak dan biasanya disertai diare atau muntah-muntah. Sementara itu, gatal-gatal, mata dan hidung berlendir, maupun bersin berulang kali selama seminggu sampai sebulan merupakan tanda-tanda dari gejala alergi. (Sagar/DC/Dok. M&B)
- Tag:
- bayi
- balita
- anak
- bayi_pilek
- kesehatan