Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Benarkah Anak dari Keluarga Besar Cenderung Kurang Pintar?

Benarkah Anak dari Keluarga Besar Cenderung Kurang Pintar?

Anda memiliki banyak anak? Terbayang betapa repot dan hebohnya mengurusi keluarga besar Anda. Dari menghadapi anak sulung dan anak ke-2 yang terus berkelahi, anak ke-3 yang tidak bisa diam, atau Si Bungsu yang terus rewel. Tekanan yang Anda hadapi tentu juga lebih besar. Di balik semua huru-hara yang terjadi di rumah, para ilmuwan pun percaya bahwa banyaknya personel dalam sebuah keluarga dapat memengaruhi perilaku dan prestasi anak-anak yang hidup di dalamnya.

 

Studi terbaru dari Inggris mengungkapkan, semakin besar jumlah personel sebuah keluarga dalam 1 rumah atau semakin banyak jumlah anak Anda, masalah yang dihadapi pun akan semakin besar. Anak perempuan akan memiliki kemampuan kognitif lebih rendah dan biasanya kesulitan belajar matematika, serta bahasa, sementara anak laki-laki cenderung mengalami masalah perilaku. 

 

Penelitian ini dibahas berdasarkan data yang diambil dari National Longitudinal Survey of Youth dan Children and Young Adult Survey pada 1986-2012. Data tersebut menganalisis bagaimana perilaku anak yang lebih tua sebelum dan setelah adiknya lahir. Mereka juga melihat jumlah kelahiran dan waktu kelahiran dalam sebuah keluarga, serta mengukur pengaruhnya terhadap sifat mental dan perilaku anak-anak di dalamnya. Tingkat keterlibatan orangtua juga diamati, seperti seberapa sering keluarga makan bersama, seberapa sering orangtua menghabiskan waktu bersama masing-masing anak, pemberian kasih sayang, dan keamanan di rumah.

 

Para peneliti ini berspekulasi bahwa dalam keluarga besar, waktu yang diluangkan untuk setiap anak akan berkurang dan ini akan membawa pengaruh buruk bagi semua anak. “Kami telah merekam adanya pengaruh yang signifikan antara kuantitas dan kualitas seorang anak. Rata-rata mereka memiliki kognitif yang lebih rendah. Selain itu, faktor lain yang juga memengaruhi adalah kecerdasan ibu dan kesejahteraan ekonomi keluarga mereka,” tulis para peneliti, Chinhui Juhn, Yona Rubinstein, and C. Andrew Zuppann, seperti dikutip dari Daily Mail. (Aulia/DC/Dok. Freedigitalphotos)