Infeksi kandung kemih dikenal sebagai sistitis atau radang kantong urine. Penyakit ini banyak dialami oleh wanita. Lebih dari setengah wanita di dunia pernah mengalaminya, setidaknya 1 jenis sistitis dalam kehidupan mereka. Kemungkinan pria terkena sistitis juga dapat meningkat saat ia berusia lanjut, yang disebabkan oleh peningkatan ukuran prostat.
Seperti dilansir dari Web MD, belum diketahui pasti mengapa wanita lebih berisiko terkena infeksi ini dibandingkan pria. Para ahli hanya menduga, karena ukuran saluran kencing (uretra) pada wanita lebih pendek, menyebabkan mereka lebih mungkin terinfeksi.
Uretra adalah saluran yang membawa urine keluar dari kandung kemih. Pada wanita, saluran ini berukuran sekitar 1 inci, sehingga bakteri patogen lebih mudah menemukan jalan untuk masuk ke dalam kandung kemih. Selain itu, pembukaan uretra wanita terletak dekat dengan vagina dan anus, yang membuat bakteri ini lebih mudah memasuki saluran kemih.
Infeksi kandung kemih tidak akan parah jika diobati segera. Namun, pada beberapa orang, dapat kambuh. Pada kasus tertentu, penyakit ini berpotensi menyebabkan infeksi ginjal serius, sehingga mengakibatkan kerusakan ginjal yang permanen. Jadi, sangat penting untuk mengobati jenis infeksi ini dan mencegah kekambuhannya.
Pada orang lanjut usia, infeksi kandung kemih sering sulit untuk didiagnosis. Gejalanya memang kurang spesifik dan sering disalahartikan. Orang lanjut usia yang tiba-tiba mengompol atau menjadi lesu kerap mengalami jenis infeksi yang satu ini.
Kebanyakan sistitis disebabkan oleh Escherichia coli, jenis bakteri yang biasanya hidup di dalam usus kita. Umumnya, wanita mengalami infeksi ini setelah berhubungan seks, karena aktivitas sanggama memudahkan bakteri ini mencapai kandung kemih melalui uretra. Risiko infeksi ini biasa disebut honeymoon cystitis yang akan terus meningkat seiring intensitas frekuensi hubungan seks. (Aulia/DMO/Dok. Freedigitalphotos)