Tantrum merupakan bentuk kemarahan atau kekesalan yang dapat terjadi kepada setiap orang. Namun, hal ini biasanya lebih sering dialami anak-anak. Tantrum umumnya mencapai titik terburuk di usia 18 bulan hingga 3 tahun. Sebenarnya, tantrum merupakan tindakan yang normal ditemui dalam diri anak-anak, karena mereka sedang mengeksplorasi dan mempelajari berbagai macam tingkah laku. Berikut beberapa fakta tentang tantrum yang perlu Anda ketahui.
1. Walaupun kemarahan adalah emosi yang paling jelas terlihat, tantrum merupakan perpaduan antara amarah dengan perasaan lain, seperti frustasi atau panik.
2. Tantrum biasanya dilakukan Si Kecil di hadapan Anda sebagai orangtua yang ia kenal dan dirasa aman.
3. Temperamen anak sangat menentukan tantrum yang terjadi. Anak yang aktif dan keras kepala cenderung lebih sering tantrum.
4. Beberapa ahli memperkirakan, 1 dari 5 anak usia 2 tahun menunjukkan tantrum 2 kali dalam sehari. Namun, perlu diingat bahwa banyak pula anak yang tidak menunjukkan tantrum.
5. Jika ditangani dengan sejak dini, tantrum akan semakin jarang terjadi saat anak tumbuh dewasa.
6. Tantrum sering terjadi ketika perasaan anak sedang di luar kendali.
7. Kebanyakan tantrum terjadi di rumah. Namun, yang paling buruk adalah tantrum yang terjadi di tempat umum. Anak akan berusaha kerasa mendapatkan perhatian dan orangtua memilih mewujudkannya agar tidak 'malu'.
8. Tingkah laku yang umum ditunjukkan saat tantrum antara lain berteriak, menangis, memukul, menendang, menegangkan kepala dan kaki, menekuk tubuh kebelakang, menjatuhkan tubuh ke lantai, dan berlari.
9. Pada tantrum yang parah, wajah anak bisa membiru, mual, atau bahkan menahan napas hingga kehilangan kesadaran. Namun, refleks alaminya akan memastikan ia untuk segera kembali bernapas sebelum membahayakan tubuhnya.
10. Mayoritas tantrum merupakan ekspresi dari kehilangan kendali dan tanggapan dari perasaan frustasi, ketidakberdayaan, kemarahan, serta kurangnya keterampilan anak untuk menghadapi perasaan. (Deonisia/DC/Dok. M&B)