Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Kenali Penyebab Sariawan

Kenali Penyebab Sariawan
sariawan

Rasa tak nyaman akibat sariawan mungkin pernah Anda alami. Ya, sariawan adalah luka kecil yang terdapat di dalam mulut, seperti bibir, dasar gusi, atau bawah lidah. Tidak ada yang tahu persis apa yang menyebabkannya. Namun, terdapat beberapa faktor  yang bisa memengaruhi timbulnya sariawan ini. Orang yang kekurangan asam folat, vitamin B12, dan zat besi tampaknya akan lebih sering terkena sariawan. Sariawan juga dapat menjadi penanda masalah daya tahan tubuh Anda.

 

Selain itu, luka di mulut akibat tak sengaja menggigit bagian dalam bibir atau menyikat gigi terlalu keras yang merusak lapisan halus di dalam mulut, juga dapat memengaruhi timbulnya sariawan. Bahkan, stres dan tekanan emosional pun bisa menjadi salah satu faktornya.

 

Sebuah studi menunjukkan, kelompok mahasiswa yang diteliti memiliki lebih banyak sariawan selama periode stres, seperti saat masa ujian dibandingkan saat masa santai atau liburan mereka. Meskipun setiap orang bisa terkena risiko sariawan, usia remaja dan usia 20-an tampaknya lebih sering terserang sariawan. Kaum wanita juga berisiko sariawan 2 kali lebih tinggi dibandingkan pria. Beberapa wanita di antaranya mengalami gangguan ini di periode awal menstruasi mereka.

 

Dibutuhkan sekitar 2 minggu untuk masa penyembuhan sariawan, dan kebanyakan sariawan memang akan sembuh sendiri dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Jika Anda mengalami  sariawan yang bertahan lebih dari 2 minggu atau luka sariawan Anda kambuh 2-3 kali dalam setahun, segera hubungi dokter, karena sariawan yang tak kunjung sembuh juga bisa menjadi salah satu gejala kanker.

 

Dokter biasanya akan melakukan diagnosis berdasarkan riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Jika Anda ternyata terkena sariawan akut serta berulang, dokter mungkin akan melakukan tes untuk mencari kemungkinan kekurangan gizi, masalah sistem kekebalan tubuh, alergi makanan, ataupun faktor lain. Sementara untuk sariawan ringan, Anda ataupun Si Kecil bisa menggunakan obat yang direkomendasikan banyak ahli. (Aulia/DMO/Courtesy: Kids Health)