Tak cuma bayi Anda saja yang antusias saat mengeksplorasi berbagai rasa makanan baru, dari ASI sampai makanan padat pertamanya, Anda pun tentu sangat menikmati perkembangan ini. Yuk, kenali tahap perkembangan makan Si Kecil!
0-6 bulan
Saraf pengecap terbentuk ketika bayi masih berusia 21 minggu di dalam kandungan. Penelitian menunjukkan, makanan favorit Anda juga akan disukai Si Kecil saat ia besar, karena ia dapat merasakannya melalui cairan ketuban. Ketika lahir, saraf pengecap ini berada di sekeliling mulut Si Kecil, tak cuma di lidahnya saja. Hal ini pun membuatnya lebih sensitif saat merasakan sesuatu masuk ke dalam mulut. Berhubung di saat ini, ASI adalah makanan utamanya, Anda perlu mengonsumsi berbagai makanan sehat dan bergizi untuk diasup Si Kecil pula.
6-12 bulan
Di usia ini, rasa yang Anda perkenalkan kepada Si Kecil sangat penting untuk membantunya memilih makanan sehat dalam kehidupannya. Membubuhkan garam dan bumbu ke makanannya bisa membingungkan cita rasanya. Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak garam juga bisa membahayakan kesehatan Si Kecil. Tetapi di usia 7 bulan, ia sudah siap mencoba berbagai rasa, seperti keju, ikan, dan daging. Jangan lupa untuk menghaluskan makanannya hingga ia berusia 1 tahun ya, Moms!
12-18 bulan
Si Kecil kini mulai mengenal makanan padat dan kerap mencoba makan sendiri. Ia memiliki intuisi alami untuk mengeksplorasi semua yang ada dalam genggamannya, termasuk makanan. Makan bersama keluarga adalah ide bagus untuk mengajarkan sopan santun di meja makan, sekaligus memperkuat bonding antar anggota keluarga. Saat gigi Si Kecil mau tumbuh, jangan heran bila ia kehilangan selera makannya. Hal ini sangat wajar dan ia akan kembali mengunyah makanan favoritnya dengan nikmat dalam beberapa waktu ke depan.
18 bulan ke atas
Jangan heran jika Si Kecil menjadi sangat suka makan sesuatu selama seminggu penuh. Dan di minggu berikutnya, ia tak mau mengonsumsi sama sekali makanan tersebut dan memilih yang lain. Perlu diketahui bahwa mencoba berbagai macam makanan adalah mekanisme pertahanan alami Si Kecil agar terhindari dari bahaya keracunan makanan. Karenanya, biarkan ia bereksplorasi mengombinasikan berbagai makanan dengan tekstur yang beragam pula. (IP/Lydia Natasha/DC/Dok. M&B UK)