Sebanyak 12 % pasangan ternyata memiliki masalah dalam mendapatkan keturunan. Apakah bayi tabung bisa menjadi jalan keluar?
Sekarang, proses bayi tabung sudah semakin nyaman dan mudah. Kalau dulu proses bayi tabung membutuhkan waktu 3 bulan, sekarang hanya 2 minggu. Lalu, kalau dulu untuk mengambil telur, dokter harus melakukan pembedahan. Sekarang pengambilan telur hanya butuh waktu 3 jam saja. “Di luar negeri bahkan ada pelayanan bayi tabung di basement sebuah gedung perkantoran. Jadi pengambilan telur bisa dilakukan pada saat jam makan siang. Begitu mudahnya,” ungkap dokter Ivan Sini, SpOG.
Walaupun sudah begitu mudah, tetap saja ada proses 'tidak nyaman' yang harus dijalani pasien. Salah satunya, pasien tetap harus disuntik obat penyubur. Tetapi, kini penyuntikan dilakukan dengan alat yang praktis dan memungkinkan pasien untuk melakukannya seorang diri, bahkan ketika ia ada di pusat perbelanjaan sekalipun.
Ketidaknyamanan lainnya yang juga dirasa cukup berat adalah naik-turunnya emosi yang harus dirasakan pasien sampai akhir proses program bayi tabung. Untuk itu, sebelum melaksanakan program, pola pikir pasien harus dipersiapkan dengan baik agar bisa mengatur harapan mereka terhadap program ini. Dokter seharusnya memberikan penjelasan kepada pasien masalah apa saja yang bisa menghambat keberhasilan proses. Jikal tidak bisa dijelaskan karena di luar masalah teknis, maka dokter harus bisa memberikan motivasi kepada pasien untuk maju.
Selain mempersiapkan diri secara emosional, pasangan juga harus mempersiapkan fisiknya. Sebaiknya calon peserta harus lebih banyak melakukan olahraga dan konsumsi sayur serta buah-buahan. Selain itu, Ivan juga menegaskan setiap pasien harus siap secara keuangan, karena bagaimanpun juga dibutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk program ini. (Siksta/DC/Dok. M&B)
Untuk mengetahui lebih banyak tentang Bayi Tabung, Anda bisa membaca Mother and Baby edisi Mei 2013.