Banyak orang Indonesia yang mencari perawatan medis ke luar negeri atau dikenal dengan istilah medical tourism, karena berbagai alasan. Beberapa di antaranya disebabkan oleh fasilitas kesehatan di Indonesia masih kurang memadai dan biaya pengobatan terkadang jauh lebih mahal dibandingkan di luar negeri.
Akibat banyaknya masyarakat Indonesia yang melakukan medical tourism, Kementerian Kesehatan pada 2011 mencatat total kerugian devisa yang dialami mencapai 110 triliun rupiah. Sementara, Singapura yang merupakan salah satu destinasi medical tourism, meraup pendapatan sekitar 463 juta dollar Singapura dari orang Indonesia di 2013.
Melihat fakta tersebut, Sahid Sahirman Memorial Hospital (SSMH) meluncurkan program medical tourism SSMH Fertility Center by SMART IVF, yaitu program bayi tabung yang canggih, modern, dan terjangkau. Program ini dilengkapi dengan berbagai paket konsultasi, termasuk penginapan di hotel atau apartemen Sahid, transportasi antar jemput, serta paket wisata selama di Jakarta.
“Selama ini, pelayanan program bayi tabung terpusat di pulau Jawa. Di Bali dan Sumatera hanya ada 2. Tidak heran, orang-orang Sumatera lebih suka ke Malaysia. Apabila dibandingkan negara lain, Indonesia cuma menangani 20 pasien dari 1 juta penduduk selama setahun. Padahal, paling tidak pasien yang ditolong ialah 600 per 1 juta penduduk. Saya yakin Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan medical tourism,” jelas Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG (K), dalam seminar media Layanan Medical Tourism Kini Hadir di Sahid Sahirman Fertility Center pada Selasa (30/03) di Jakarta. (Sagar/DC/Dok. David Castillo Dominici/Freedigitalphotos)