Type Keyword(s) to Search
BABY

Kisah Haru Bayi yang Akhirnya Bisa Melihat Sang Ibu

Kisah Haru Bayi yang Akhirnya Bisa Melihat Sang Ibu

Bayi bernama Leopold Wilbur Reppond menderita penyakit langka yang disebut oculocutaneous albinism. Setelah melakukan perawatan ke dokter spesialis mata di Los Angeles, AS, Leo diberikan kacamata khusus bayi. Ia pun untuk pertama kalinya tersenyum, karena berhasil melihat wajah ibunya dengan jelas. Momen ini diabadikan dalam rekaman video dan membuat semua penonton terharu.

 

Oculocutaneous albinism (OCA) merupakan kondisi yang dapat memengaruhi warna rambut, kulit, dan mata seseorang. Berdasarkan penjelasan dari NHS, seseorang yang terlahir dengan masalah ini, akan kehilangan pigmen pada iris matanya. Akibatnya, ia mengalami gangguan penglihatan dan menjadi sensitif terhadap cahaya. Dilansir melalui Daily Mail, OCA menyerang 1 dari 20.000 anak.

 

Kedua orangtua Leo, David dan Erin, tidak ingin menyerah dan memutuskan membawanya dari tempat tinggal mereka di Seattle, Washington, menuju Los Angeles untuk mendapatkan perawatan lebih baik. Mereka berkonsultasi dengan Kenneth Wright, dokter spesialis mata, dan bayi 4 bulan itu pun diberikan kacamata khusus. Kacamata tersebut dibuat oleh Miraflex, sebuah perusahaan kacamata asal Amerika, supaya Leo bisa melihat dengan jelas.

 

Kacamata Leo terbuat dari bahan karet tanpa sekrup, engsel, dan ujung yang tajam. David dan Erin sengaja mengundang seluruh keluarga untuk menyaksikan momen Leo memakai kacamata pertama kali. Awalnya, ia tampak bingung saat dipakaikan kacamata. Ketika Erin melihat Leo menatapnya, ia langsung menyapa, “Hai, Sayang.” Mendengar hal tersebut, Leo tiba-tiba tersenyum manis dan tertawa lucu ke arahnya.

 

Semua orang di ruangan pun terkejut melihat ekspresi Leo. David yang bertugas mengabadikan momen itu, mengaku menitikkan air mata karena terharu. “Saya sangat emosional. Pengalaman itu sangat menyentuh hati. Akhirnya, Leo bisa melihat Erin,” ungkapnya.

 

Menurut David, Leo sekarang sudah mampu melihat sekitarnya. “Ia lebih sering tersenyum dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Ia suka memerhatikan cahaya, berada di luar rumah, dan memandang rumput, serta langit biru. Ia juga mulai bisa meraih mainan-mainannya sendiri,” tutup David. (Sagar/DC/Dok. Newsflare.com)