Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Belanja Tepat, Nutrisi Tercukupi

Belanja Tepat, Nutrisi Tercukupi

Kecukupan gizi dan nutrisi bisa didapat dengan mengonsumsi bahan pangan berkualitas. Salah satu indikatornya adalah mengukur jumlah belanja minimum harian dalam keluarga. Teknik ini disebut Minimum Cost of a Nutritious Diet (CoD) dan kerap digunakan oleh pemerintah, serta lembaga internasional, seperti Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah. Dilansir dari World Food Programme, ada 3 cara yang digunakan untuk mengukur kecukupan gzi dan nutrisi masyarakat lokal melalui teknik CoD, yakni:

 

1. Kondisi pasar, aneka bahan pangan yang dijual, dan harga bahan pangan dalam jangka waktu tertentu.

2. Pola makan dan diet yang diberlakukan setiap anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin, usia, berat badan, dan aktivitas.

3. Porsi makan yang dikonsumsi berdasarkan jenis bahan pangan dengan batas maksimal dan minimum dalam setiap keluarga.

Di Indonesia, CoD telah dilakukan di 4 distrik daerah, yakni Sampang-Madura, Surabaya-Jawa Timur, Timor Tengah Selatan-Nusa Tenggara Timur, dan Brebes-Jawa Tengah. Hasilnya menunjukkan, 8 dari 10 ibu rumah tangga yang tinggal di kota besar, seperti Surabaya mampu membelanjakan uangnya untuk konsumsi yang layak bagi keluarga. Sementara kota lain, seperti Timor Tengah Selatan, hanya memiliki 2 dari 10 ibu rumah tangga yang mampu membelanjakan uangnya untuk konsumsi yang layak bagi keluarga.


Hal tersebut kemudian mengindikasikan banyaknya angka kekurangan gizi dan nutrisi yang melanda daerah-daerah di Indonesia. Anak-anak merupakan individu yang patut diperhatikan sebagai cikal bakal generasi bangsa. Peter Guest, Acting Country Director WFP Indonesia mengatakan, “Hasil pengamatan dari CoD menunjukkan bahwa anak-anak di Indonesia masih terancam gizi buruk dan stunting. Hal tersebut erat kaitannya dengan kualitas masa depan bangsa dan menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini untuk mengatasinya. Paling tidak pemenuhan nutrisi masa depan harus dilaksanakan mulai dari 1.000 hari pertama anak, yakni sejak dalam kandungan, untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak,” ungkap Peter. (Gita/DC/Dok.M&B)