Type Keyword(s) to Search
BABY

Waspadai Kejang Demam Bayi

Waspadai Kejang Demam Bayi
bayi kejang

Pernahkah Anda mendapati tangan dan kaki Si Kecil tiba-tiba menjadi kaku atau lunglai? Lalu, tubuhnya bergerak-gerak tanpa bisa dikendalikan? Waspadailah gejala ini, karena mungkin saja Si Kecil sedang mengalami kejang. Bola matanya mungkin akan terbalik, mengeluarkan air liur atau muntah, dan bahkan mungkin kehilangan kesadaran.

 

Kejang demam ini sering kali terjadi saat usia bayi 5 bulan sampai 5 tahun. Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh secara cepat. Pada kebanyakan kasus, kejang yang dipicu demam hanya berlangsung sekitar 20 detik dan jarang yang membahayakan. Setelah kejang, Si Kecil akan terlihat sangat mengantuk atau malah baik-baik saja. Namun, Anda tetap harus berhati-hati, karena kejang bisa menjadi gejala awal dari penyakit serius.

 

Umumnya, demam yang menyebabkan kejang terjadi akibat infeksi virus flu, roseola, dan telinga. Namun, dalam beberapa kasus, demam merupakan gejala meningitis, cedera kepala, epilepsi, atau penyakit serius lainnya.

 

Bila bayi Anda mengalami kejang, singkirkan barang-barang di sekitarnya agar ia tidak melukai dirinya sendiri. Longgarkan pakaiannya dan keluarkan apa pun yang ada di mulutnya, seperti mainan atau makanan. Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulutnya selama kejang berlangsung. Putar perlahan kepalanya ke 1 sisi, sehingga ia tidak akan tersedak jika muntah. Saat demam, usahakan agar suhu tubuhnya segera menurun.

 

Anda perlu segara membawa Si Kecil ke dokter bila mengalami beberapa gejala berikut ini.
1.  Kejang pertama yang dialami bayi.
2.  Kejang berlangsung selama lebih dari 4 menit.
3.  Jika saat kejang, ia tersedak atau kulitnya membiru.
4.  Kejang terjadi sesaat setelah Si Kecil mengalami cedera kepala.
5.  Setelah kejang, bayi Anda tidak bisa bernapas dengan normal.(Aulia/DMO/Dok. M&B)