Banyak orangtua yang membiarkan gigi Si Kecil berlubang. Alasannya adalah karena gigi Si Kecil masih berupa gigi susu, yang nantinya akan tanggal dan berganti gigi permanen. Padahal, gigi susu yang berlubang memberi dampak negatif pada kesehatan gigi Si Kecil ke depannya.
Menurut Drg. Stella Lesmana, jika gigi susu berlubang cukup besar, maka kuman-kuman yang ada di sekitarnya dapat membentuk nanah yang mengumpul dan membuat gusi Si Kecil membengkak. “Kadang orangtua mengira ini sariawan yang besar, padahal itu nanah,” ujar Drg. Stella yang ditemui saat peluncuran buku anak Berani ke Dokter Gigi dan Gigiku Sehat dan Kuat, Sabtu, 30/6 di Jakarta. Nanah yang terkumpul itu juga dapat menyebabkan Si Kecil demam dan tidak doyan makan lho, Moms.
Tidak hanya itu, ternyata gigi susu berlubang juga dapat mempengaruhi kerapian gigi asli Si Kecil nantinya. “Jika keadaan gigi susu sudah cukup parah, berarti gigi susu itu harus dicabut sebelum waktunya. Hal ini dapat membuat gigi susu lain bergeser posisinya dan menyebabkan gigi permanen Si Kecil tumbuh tidak rapi,” jelas Drg. Stella.
Selain posisi gigi yang bergeser, gigi susu yang dicabut sebelum waktunya juga dapat menyebabkan gigi permanen tumbuh berjejal dan rahang mengecil. Efek ini bersifat jangka panjang sehingga tidak akan langsung terlihat saat itu juga. Normalnya, gigi susu bagian depan akan tanggal saat usia 6-7 tahun dan geraham susu akan tanggal pada usia 9-10 tahun.
Oleh karena itu, gigi Si Kecil harus dirawat sejak dini. Caranya dengan rutin menyikat gigi Si Kecil sejak giginya muncul, dan membawanya untuk rutin periksa ke dokter gigi. “Gigi Si Kecil dapat diperiksa oleh dokter gigi sejak usia 1 tahun dan dilanjutkan dengan check-up berkala setiap 6 bulan,” saran Drg. Stella. (Nadia/DC/Dok M&B UK)