Leo lahir prematur dan mengidap gastroschisis, yaitu cacat lahir pada dinding perut dan membuat ususnya tergantung ke luar tubuh melalui lubang di dekat pusar tanpa lapisan pelindung. Ia pun harus menghabiskan 10 bulan pertamanya di ruang NICU di Children's Hospital and Medical Center, Omaha, sebelum akhirnya meninggal pada Oktober tahun lalu.
Meski begitu, Sang Ibu, Demi, tetap berusaha menyusui Leo sejak ia dilahirkan. Setelah Leo meninggal, Demi sadar bahwa ASI-nya dapat berguna bagi bayi-bayi lain yang membutuhkan. Ia pun memompa ASI-nya setiap 3 jam sekali setiap harinya. Demi bahkan rela bangun setiap malam untuk memompa ASI. Ia pun berhasil mendonorkan 131 galon ASI ke rumah sakit. Dan, ini adalah ASI terbanyak yang pernah didapatkan rumah sakit tersebut.
“Setelah semua yang terjadi dalam hidupnya, Demi menyadari apa yang dapat dilakukan untuk bayi lainnya. ASI itu akan diberikan kepada bayi yang lahir dengan berat badan rendah, sakit, atau ibunya belum bisa memberikan ASI,” ujar Tammi Martin, konsultan laktasi seperti dikutip melalui womansday.com.
Setelah didonorkan ke rumah sakit, ASI tersebut dikirim ke Denver Milk Bank untuk disterilisasi. ASI kemudian akan didistribusikan ke NICU agar dapat diberikan kepada bayi-bayi yang membutuhkan. (Seva/DC/Dok. Womansday.com)
- Tag:
- ASI
- menyusui
- breastfeeding