Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Depresi Pasca-Persalinan

Depresi Pasca-Persalinan

Para peneliti mengungkapkan, depresi pasca-persalinan (postpartum depression) kerap dialami seorang ibu setidaknya 8 minggu setelah melahirkan. Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, bisa berlanjut hingga menahun. Wanita yang menderita jenis depresi ini mempunyai kesulitan untuk  menjalin ikatan batin dengan buah hatinya, sehingga membutuhkan terapi pengobatan dari seorang ahli kejiwaan atau psikiater, serta dukungan orang-orang terdekat. Hal-hal apa saja yang diketahui dapat memicu depresi pasca-persalinan ini?

  1. Pernah mengalami depresi sebelumnya atau sejak hamil, dan belum hilang setelah melahirkan, bahkan berlanjut dengan penurunan rasa percaya diri secara drastis.
  2. Stres karena tidak bisa mengurus anak.
  3. Kecemasan berlebihan sebelum persalinan.
  4. Merupakan orangtua tunggal atau single parent atas bayi yang baru dilahirkan.
  5. Memiliki hubungan atau kondisi rumah tangga yang tidak harmonis.
  6. Memiliki masalah sosial-ekonomi dalam rumah tangga.
  7. Mengandung kehamilan yang tidak diinginkan.

 

Selain itu, perubahan hormon saat hamil dan riwayat orangtua dengan jenis depresi ini juga bisa menyebabkan Anda menderita depresi serupa. Wanita dengan gangguan sindrom pra-menstruasi yang berat juga berisiko mengalami depresi ini. Biasanya, pasien mengikuti terapi penyembuhan dengan bantuan psikiater atau psikolog, tanpa diberi obat-obatan. Pasien akan banyak mendapat dukungan secara psikologis yang juga melibatkan orang-orang terdekat. Jangan takut memberikan informasi kepada pihak-pihak yang dapat membantu, jika Anda menemukan seorang ibu yang mengalami depresi ini. Semakin awal penyembuhannya, semakin baik pemulihan bagi ibu maupun bayinya. (Gita/DMO/Dok. M&B)