Setelah 82 warga Singapura positif terjangkit virus Zika, Kementerian Kesehatan RI langsung mengeluarkan travel advisory atau saran untuk tidak mengunjungi Singapura. Pemerintah juga mengerahkan tim Dinas Kesehatan untuk memeriksa kesehatan semua orang yang baru datang dari Singapura. Uji kesehatannya berupa pengukuran suhu tubuh dan cek ruam. Tes ini dilakukan di seluruh pintu masuk ke Indonesia.
Kemudian mereka yang dicurigai terjangkit virus Zika akan diminta untuk melakukan pengambilan darah. Setelah itu, pemerintah membagikan health alert card atau kartu waspada kesehatan. Tetapi kartu ini tidak hanya diberikan untuk mereka yang dicuriga terinfeksi Zika, melainkan untuk semua orang yang baru datang dari Singapura.
Dalam kartu tersebut akan tertera informasi mengenai tanda-tanda infeksi virus Zika, seperti demam tinggi dan ada ruam pada kulit. Jika warga mengalami gejala tersebut, dianjurkan untuk segera memeriksakan diri sambil membawa kartu tersebut, jelas dr. H. Mohammad Subuh, MPPM, selaku Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Jakarta (29/8).
Penyebaran kartu ini dianggap lebih berefek dibanding screening dan penggunaan thermal scanner, karena scanner hanya dapat mendeteksi virus Zika saat masa inkubasi, atau sekitar 7-10 hari setelah terinfeksi.
“Kalau misalnya ada orang yang sudah terinfeksi tetapi baru masuk hari ke-5 ini belum menunjukkan ada gejala demam, sehingga akan underutilize untuk kita pantau atau monitoring,” tambah dr. Subuh.
Virus Zika dapat mengakibatkan cacat bawaan pada janin jika terinfeksi pada ibu hamil. Selain lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti, Zika juga menular lewat hubungan seksual. Belum jelas efek Zika pada orang dewasa, namun penelitian memperlihatkan tanda bahwa Zika dapat mengakibatkan kerusakan otak.
Untuk mencegah penyebaran Zika, maka Australia, Korea Selatan, dan Taiwan sudah mengeluarkan peringatan kepada wanita hamil untuk tidak berkunjung ke Singapura. Sementara itu, pihak pemerintah Singapura mengatakan bahwa mereka sedang memantau situasi tersebut dan meyakinkan negaranya tetap aman untuk dikunjungi. (Nadia/TW/Dok. Daily Mail)