Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Hadapi Persalinan Prematur

Hadapi Persalinan Prematur

Semua ibu pasti ingin melewati persalinan dengan baik, dan berharap Si Kecil terlahir sehat. Namun, terkadang hal-hal di luar dugaan bisa saja terjadi, seperti melahirkan lebih cepat atau tidak cukup minggu, bahkan ada juga yang melahirkan lewat dari perkiraan due date.

 

Oleh karena itu, tidak ada salahnya menyiapkan diri untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama kelahiran prematur. Dr. Agung Z.W, pemerhati kelahiran prematur sekaligus pendiri Komunitas Prematur Indonesia, berbagi tipsnya untuk menghadapi persalinan prematur.


1. Tes TORCH
Sebelum dan semasa hamil, Anda perlu melakukan pemeriksaan TORCH (toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex). Pemeriksaan TORCH dilakukan untuk mengetahui apakah Anda terpapar dengan salah satu patogen di atas. Kenapa tes ini penting? Keempat patogen di atas, dikenal sebagai salah satu penyebab persalinan prematur maupun keguguran. Jika Anda dapat mendeteksi infeksi ini, maka lakukan pengobatan sehingga Anda terhindar dari risiko melahirkan prematur.

 

2. Siapkan Mental
Saat melahirkan bayi normal pun, tidak sedikit ibu yang mengalami depresi pasca-melahirkan, terlebih saat Anda melahirkan bayi prematur. Anda akan kaget, bingung, takut, cemas, tidak berdaya, sedih, atau cenderung menyalahkan diri sendiri karena melihat kondisi bayi.

 

Ketahuilah bahwa umumnya bayi prematur akan mengalami masalah kesehatan dan tidak sedikit yang memiliki berat badan lahir rendah. Tidak menutup kemungkinan, Anda akan disibukkan dengan perawatan kesehatan bayi dan bolak-balik ke dokter anak maupun rumah sakit. Oleh karena itu, yang utama adalah siapkan mental Anda!

 

3. Fasilitas NICU
Umumnya bayi prematur akan dirawat di Neonatal Intensive Care Unit (NICU), sebelum dibawa pulang ke rumah. Di Indonesia, tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas ini. Cari dan pilihkan rumah sakit untuk bersalin yang memiliki NICU, sehingga buah hati kesayangan Anda bisa mendapatkan perawatan intensif.


4. Skrining

Sebelum membawa Si Kecil pulang ke rumah, sebaiknya lakukan skrining terlebih dahulu. Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada bayi, seperti di kepala, jantung, sistem pernapasan, sistem pencernaan, penglihatan, dan pendengaran. Salah satu kelainan yang bisa dialami bayi adalah Retinophaty of Prematurity (RoP). Semakin dini bayi lahir dan semakin kecil berat lahir, maka risiko RoP akan meningkat berlipat-lipat. Si Kecil dianjurkan tidak meninggalkan rumah sakit, jika ia belum melakukan skrining secara komplit.


5. Perawatan Metode Kangguru (PMK)
PMK merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahir prematur, dengan melakukan skin to skin contact atau kontak langsung antar kulit bayi dan kulit ibu. Dengan begitu, bayi akan mendapatkan kehangatan dari Sang Ibu. Konsepnya hampir serupa dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). PMK pertama kali diperkenalkan di Kolombia dan memberikan efek besar pada bayi. PMK juga juga dapat menjadi alternatif pengganti inkubator.

 

Metode ini dilakukan dengan cara bayi diletakkan di dekapan ibu, tanpa busana. Anda bisa melakukan PMK secara intermiten atau jangka pendek, selama 1 jam secara rutin dan secara berkelanjutan dengan waktu lebih panjang. Ibu dapat bergantian dengan suami atau anggota keluarga terdekat. Manfaat PMK ini ada banyak sekali lho, Moms/ Mulai dari meningkatkan kualitas menyusui, kasih sayang, berat badan bayi cepat naik, melindungi bayi dari infeksi, serta mengurangi biaya rumah sakit karena tidak menggunakan inkubator.

 

6. Persiapan Keuangan
Perawatan kesehatan bayi prematur tidaklah murah. Dibutuhkan biaya besar jika bayi harus dirawat di NICU, apalagi, biasanya perawatan itu bisa sampai berminggu-minggu. Kelahiran prematur terjadi secara tidak terduga, oleh karena itu, tidak ada salahnya perawatan NICU masuk ke dalam daftar perencanaan keuangan sebelum Anda melahirkan.

 

7. Dukungan Suami dan Keluarga
Dukungan suami tercinta dan orang-orang terdekat sangat Anda butuhkan ketika menghadapi peristiwa ini. Mungkin saja suami merasakan hal yang sama dengan yang Anda rasakan, namun biasanya laki-laki memilki perasaan yang lebih tangguh. Maka, hadapilah masalah dan rawat Si Kecil secara bersama-sama. Jangan ragu meminta dukungan pada keluarga dan orang-orang terdekat.

 

8. Konsultasi Psikolog
Jika Anda sudah tidak sanggup menghadapi masalah tersebut, jangan ragu untuk meminta bantuan psikolog. Konsultasikan keadaan Anda dan temukan jalan keluarnya. Perlu diketahui, besar kemungkinan Si Kecil akan mengalami keterlambatan perkembangan menurut standar usia sebenarnya. untuk itu, Anda perlu mengetahui terapi-terapi apa saja yang diperlukan untuk mengejar semua keterlambatannya. (Meiskhe/TW/dok.M&B UK)