Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Tontowi Ahmad: Motivasi Juara Datang dari Anak

Tontowi Ahmad: Motivasi Juara Datang dari Anak

Beberapa bulan lalu, M&B berkunjung ke kediaman Tontowi Ahmad, pebulutangkis yang merebut medali emas bersama partnernya Liliana Natsir di Olimpiade Rio 2016. Kepada M&B, pria berusia 29 tahun itu bercerita tentang serunya menjadi ayah dan bagaimana putranya Danish Arsenio Ahmad, 1 tahun 8 bulan, memotivasinya untuk meraih juara di bidang bulutangkis.

 

Berikut bincang-bincang M&B dengan Tontowi:

Apa benar Danish menjadi salah satu motivasi meraih emas di Olimpiade Rio?
Iya, benar sekali. Danish adalah salah satu motivasi saya meraih gelar juara. Sebenarnya, saat Danish lahir pada 2015 lalu, saya bertekad untuk mempersembahkan gelar juara untuknya, sayangnya belum tercapai. Tekad itu kembali muncul tahun ini. Saya berpikir kapan lagi bisa memberikan gelar juara itu kalau bukan di Olimpiade Rio. Akhirnya terkabul juga. Gelar juara ini bisa jadi kenangan sekaligus cerita yang luar bisa di masa depannya.

 

Sedekat apa sih sama Danish?
Karena anak pertama, jadi saya dan Danish sangat dekat. Dari awal Danish bisa berinteraksi, kami sudah dekat sekali. Kalau saya pulang ke rumah, ia pasti berlari menyambut saya. Kalau sudah saya gendong, ia tidak mau lagi diambil orang lain. Ia juga sering saya bawa ke tempat latihan atau saat melakukan aktivitas di luar rumah. Kalau misalnya saya bertanding ke luar kota atau luar negeri, saya selalu update berita Danish lewat video call. Saat berangkat ke Rio beberapa bulan lalu, ia menangis dan berteriak-teriak karena ditinggal.

 

Perubahan setelah menjadi ayah?
Banyak sekali yang berubah pada diri saya. Saya berusaha untuk selalu bertanggung jawab. Pola pikir pun lebih matang dan selalu berhati-hati mengambil keputusan. Saya selalu tidak sabar untuk pulang ke rumah untuk bertemu dan bermain-main dengan Danish. Latihan juga lebih bersemangat karena harus mengumpulkan lebih banyak materi untuk masa depan Danish nantinya.

 

Apakah mendukung Danish menjadi atlet seperti Anda?
Saya adalah tipe orangtua yang membebaskan anak untuk memilih apapun yang disukainya. Saya mendukung penuh apabila Danish menjadi atlet atau memilih hobi dan profesi lain yang diinginkannya. Tetapi sejak awal Danish sudah dikenalkan dengan raket dan suka dimainkannya. Tugas saya sebagai ayah adalah  mendukung Danish dengan  menabung agar ia bisa menikmati hobi dan hal-hal favorit yang ingin dilakukannya.


Harapan untuk Danish di masa depan?
Saya mendoakan agar Danish tidak hanya menjadi anak soleh tetapi juga bisa membanggakan kedua orangtua dan keluarga, juga tumbuh sehat dan cerdas. (Meiskhe/TW/Dok. Pribadi)