Dijawab oleh: Rosdiana Setyaningrum, MPsi,
Tanya
"Sejak usia 4 tahun, anak saya didiagnosis autis ringan. Sudah 1,5 tahun ini ia mengikuti terapi. Menurut para terapisnya, ia sudah siap sekolah di sekolah umum. Saya pun sudah berkonsultasi dengan psikolog, dan guru di calon sekolah anak saya. Mereka semua mendorong saya untuk melakukan hal itu tapi saya masih ragu. Apa yang harus saya siapkan agar anak saya benar-benar siap sekolah di sekolah umum? Dan bagaimana menghadapi orang tua lain yang anaknya normal? Tolong saya ya Bu. (Maurin, ibu dari Jones, 5)
Jawab
Wah, selamat ya, setelah terapi anak Anda direkomendasikan untuk masuk sekolah umum. Bila terapis dan psikolog bahkan guru sekolah sudah mendukung, jangan ragu untuk melakukannya.
Ada beberapa hal dari sekolah yang Anda harus perhatikan. Pertama adalah kesiapan sekolah menerima anak dengan kebutuhan khusus. Apakah di sekolah ini sudah ada anak lain yang berkebutuhan khusus atau anak Anda yang pertama? Apakah guru memang sudah siap dengan mempunyai anak kebutuhan khusus di kelasnya? Guru yang siap biasanya mengerti apa itu anak dengan kebutuhan khusus dan paling tidak pernah mengikuti pelatihan menangani ABK di kelas.
Anda harus tahu apakah anak Anda memerlukan shadow teacher atau guru pendamping di kelas. Bagaimana menurut terapis, psikolog, dan guru? Ada anak yang membutuhkan guru pendamping khusus ada yang cukup dengan asisten guru di kelas, atau bahkan tidak membutuhkan pendamping sama sekali. Bila ia memerlukan shadow teacher, sekolah atau ibu yang harus menyiapkan? Apa kualifikasi shadow teacher yang dimiliki sekolah?
Lalu cari tahu tentang apakah anak Anda memerlukan IEP (Individualized Education Program). Atau ia bisa mengikuti semua pelajaran seperti biasa atau ada pelajaran yang bisa tidak ia ikuti. Misalnya, sekolah menggunakan bahasa Inggris dan Mandarin. Apakah ia harus mengikuti pelajaran Bahasa Mandarin juga ataukah boleh tidak mengikuti.
Semua ini perlu ditanyakan pada sekolah, untuk menghindari masalah di kemudian hari. Ada beberapa kasus yang saya tangani, di mana pada awalnya sekolah mengatakan bersedia, namun setelah berjalan beberapa bulan, mereka mundur karena memang sarana dan pra sarana yang tidak memadai.
Biasanya, sekolah yang menerima anak dengan kebutuhan khusus akan mengatakan fasilitasnya tersebut kepada orangtua murid lain. Jadi mereka juga mengetahui. Bila tidak, memang pasti ada saja kemungkinan bahwa mereka akan bertanya dan bahkan mungkin takut, karena kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
Untuk itu, jalinlah komunikasi yang baik dengan para orangtua. Kalau perlu, ceritakan secara singkat kondisi anak Anda. Walaupun akan ada orangtua yang akan bersikap negatif, pasti akan ada juga yang mendukung bahkan membantu Anda. Biasanya sih, kalau memang sekolah sudah cukup lama menerima anak kebutuhan khusus, orangtua lain sudah mengerti.
Jalin juga komunikasi yang baik dengan para guru. Sehingga Anda tahu perkembangan anak Anda di kelas. Para guru ini juga dapat membantu Anda dalam menjawab pertanyaan orangtua lain.
Sekolah umum akan baik untuk semua pihak. Anak-anak yang lain akan belajar empati dan membantu teman yang berkebutuhan khusus. Anak Anda tidak akan mengalami banyak kesulitan dengan teman-temannya, karena anak-anak pada dasarnya penyayang dan mau membantu temannya. (SR/TW/Dok. M&B UK)
- Tag:
- sekolah
- anak
- pendidikan
- autisme