Berpuasa di bulan Ramadhan menjadi kewajiban bagi umat muslim. Bahkan untuk para ibu hamil dan ibu menyusui pun bisa ikut berpuasa. Meski begitu, jika bumil dan busui ingin berpuasa, sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter agar tidak membahayakan janin yang dikandung atau bayi yang masih butuh ASI eksklusif. Pastikan pula kondisi tubuh Anda dalam keadaan sehat dan bugar agar bisa menjalani puasa.
Dokter spesialis gizi dari RS Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr. Diana F. Suganda, M. Kes, Sp. GK, mengatakan bahwa saat hamil dan menyusui, rasa lapar akan selalu muncul. Karena itu, nutrisi seimbang juga harus dipenuhi bagi bumil dan busui selama berpuasa. Sebab, nutrisi ini penting sekali dalam 1000 hari pertama kehidupan anak, yaitu 270 hari dalam kandungan dan 730 hari setelah lahir (2 tahun). Ini merupakan periode yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan organ/sistem tubuh anak.
“Apabila pada saat bayi diberi nutrisi yang bagus, risiko kesehatan seperti mengidap penyakit kronis, akan berkurang. Nutrisi juga akan menentukan kecerdasan seseorang karena sel-sel otaknya sudah diberikan nutrisi yang baik. Selain itu, kemampuan kompetitif dan produktifnya akan lebih bagus,” kata dr. Diana.
Makan Tetap sesuai Kalori yang Dibutuhkan
Namun, yang terjadi selama puasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan/minuman selama 14 jam. Pasalnya, jadwal makan yang biasanya 3 kali (pagi, siang, dan malam), selama puasa hanya 2 kali (sahur dan berbuka). Asupan untuk ibu pun akan berkurang sehingga bisa mengganggu asupan nutrisi ke janin atau mengurangi produksi ASI.
Lalu, bagaimana prinsip gizi seimbang yang harus dipenuhi bumil/busui? Menurut dr. Diana, bumil/busui harus tetap makan dengan jumlah kalori yang ditentukan. Antara lain, bumil trimester 1 jumlah kalorinya adalah 1800—1900 + 180 kalori dan bumil trimester 2 dan 3 jumlah kalorinya adalah 1800—1900 + 300 kalori. Sementara busui jumlah kalorinya adalah 1800—1900 + 600 kalori. Makan pun tetap tiga kali sehari, yaitu menambahkan konsumsi snack di waktu sahur atau berbuka.
Selain itu, makanan/minuman yang dipilih juga harus beragam agar nutrisi yang dibutuhkan dapat terpenuhi. Batasi konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi. Kemudian, minumlah air putih 2—3 liter/hari. Batasi pula minum minuman yang berkafein, seperti kopi, teh, cokelat, dan minuman suplemen energi. Minuman berkafein ini bisa mengganggu tumbuh kembang janin karena metabolisme janin belum sempurna. Selain itu, minuman berkafein juga akan menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. (Risia Ruswati/HH/Dok. Freepik)