Alkisah, Grace Melia, 23, menjalani kehamilannya dengan santai. Tak pernah terbersit pikiran negatif, apalagi melihat semua kawannya yang lebih dulu hamil tak mengalami gangguan apa pun. Suatu hari di trimester pertama kehamilannya, Grace merasa tak enak badan, lemas luar biasa, pusing, dan nyeri pada sendi otot. "Mata mudah berarir, saya demam tinggi selama 3 hari. Dokter spesialis kandungan mengatakan saya masuk angin biasa."
Singkat cerita, pada 19 Mei 2012 lahirlah Si Kecil dan diberi nama Aubrey Naiym Kayacinta. Namun, Aubrey tak seperti bayi-bayi pada umumnya. Ia selalu rewel siang dan malam. Ia juga sangat kaku, tak seaktif bayi-bayi seusianya. Saat terjaga, ia hanya mampu tiduran di kasur tanpa menggerakkan anggota tubuhnya. Hanya kepala yang ia mampu gerakkan.
Grace membawa Aubrey menemui dokter spesialis anak. Bahkan, sampai 4 dokter yang ia temui. Namun, Grace belum mendapatkan jawaban yang memuaskan atas keadaan Aubrey. "Naluri saya mengatakan bahwa ada sesuatu yang tak beres. Saya menemukan hal mencengangkan lain. Aubrey sama sekali tak bereaksi terhadap suara! Saya mencoba bernyanyi dan membanting pintu keras-keras, tapi Aubrey tetap tidak merespons. Puncaknya, saya meniup beberapa balon lalu saya letuskan balon-balon itu di dekat telinga Aubrey ketika ia tidur. Ia tetap terlelap. Saya yakin there is absolutely something very very wrong with my daughter," kata Grace seperti dikutip dari gracemelia.com.
Grace kembali membawa Aubrey ke dokter spesialis anak. Beliau berkata bahwa wajar kalau Aubrey belum merespons suara karena ia masih berusia 5 bulan. Grace memaksa dokter untuk memberi surat pengantar untuk melakukan tes BERA (tes untuk mengetahui ambang dengar) untuk Aubrey. Hasil tes ini ternyata Aubrey mengalami gangguan pendengaran sangat berat. Ia baru bisa mendengar di 105 dB, suara itu setara dengan suara pesawat. Orang-orang normal berkomunikasi di 25-30 dB.
Setelah mendapat hasil tes BERA, Grace membawa Aubrey menemui dokter spesialis anak kembali. Barulah beliau bertanya, "Dulu TORCH Ibu gimana?" Grace baru mendengar TORCH detik itu juga. Kemudian Aubrey melakukan tes darah untuk screening TORCH. Hasilnya, Aubrey positif terinfeksi virus Rubella saat ia masih berada dalam kandungan. Virus Rubella inilah menyebabkan Aubrey mengalami kebocoran jantung (PDA dan ASD), mikrosefali (ukuran kepala kecil), encephalitis (pengapuran otak), TB paru-paru, retardasi psikomotorik, gangguan berat badan, dan gangguan pendengaran yang sangat berat.
Hmm, betapa miris ya Moms menyimak kisah tersebut. Tentu bukan cuma Grace yang mengalami hal ini. Tak sedikit "Aubrey" lain yang juga mengalami gangguan kesehatan karena penyakit rubella.
Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan, dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan seperti kebutaan, tuli dan lain-lain.
Perlu kita tahu Moms, tidak ada pengobatan untuk penyakit rubella, namun penyakit ini dapat dicegah. Kita dapat melindungi Si Kecil dari penyakit ini dengan vaksinasi. Yuk Moms cegah Si Kecil mengalami penyakit dengan memberikan imunisasi.(Hilman/dok.M&B UK)