Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Pahami Gizi Seimbang Agar Anak Sehat

Pahami Gizi Seimbang Agar Anak Sehat

Penelitian yang dilakukan oleh Ir. Ahmad Syafiq, MSc, PhD, Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menunjukkan, pengetahuan guru dan siswa sekolah dasar akan gizi seimbang pada tahun 2016 masih rendah. Meski menunjukkan peningkatan dari tahun 2014, namun hanya 33,4 persen dari ratusan guru dan ribuan siswa di 6 provinsi yang mengetahui tentang isi pesan Pedoman Gizi Seimbang (PGS).

 

Padahal, permasalahan gizi merupakan daur kehidupan. "Status gizi sekarang dipengaruhi status gizi masa lalu dan status gizi sekarang memengaruhi status gizi masa depan," tutur Ir. Syafiq. Ini berarti bila pengetahuan gizi masyarakat buruk, status gizi masyarakat buruk. Jika status gizi masyarakat sekarang buruk maka dapat berpengaruh pula pada buruknya status gizi masyarakat di masa depan. Demikian juga bila perilaku gizi orangtua buruk, maka perilaku gizi anaknya pun akan buruk.

 

Pengaruh status gizi antar generasi, juga diakui oleh celebrity mom sekaligus pemerhati pendidikan, Susan Bachtiar. Dalam acara peluncuran GERAKAN NUSANTARA oleh PT Frisian Flag Indonesia. Ia mengaku bahwa dirinya juga tidak menyukai sayur terong, karena ibunya tidak suka terong dan tidak pernah memasakkan sayur ini untuknya. Berkaca dari contoh ini, orangtua perlu memberikan contoh perilaku gizi seimbang yang baik dengan memakan makanan beragam baik sayur, buah, makanan pokok dan lauk setiap hari. Sebab, anak akan meniru apa yang dilihat dari orangtuanya, bukan dari yang diucapkan.

 

Terkait dengan rendahnya tingkat pengetahuan akan PGS, Susan memberikan masukkan agar guru turut mengedukasi tentang gizi seimbang dan memerhatikan bekal makan siang yang dibawa murid. Dengan demikian, guru dapat memberitahukan kepada orangtua murid agar membawakan bekal yang bervariasi dan bergizi untuk anaknya. Tentu saja sebelum melakukannya, guru juga perlu memperkaya informasi akan gizi seimbang, agar dapat mengedukasi murid dan orangtua.

 

Selain itu, pihak sekolah harus menyediakan kantin yang juga menjual makanan bergizi. Ia menambahkan bahwa dibutuhkan kerja sama yang baik antara orangtua dan guru untuk mewujudkan perilaku gizi seimbang. Dengan kerja sama yang baik, bukan tidak mungkin status gizi anak-anak Indonesia ke depan akan semakin baik. (Claudia Carla/HH/Dok. Freepik.com)