Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Edukasi Kesehatan Melalui Pertunjukkan Wayang

Edukasi Kesehatan Melalui Pertunjukkan Wayang

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan PT. Johnson & Johnson dan PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) meluncurkan program edukasi kesehatan bernama Panggung Kampung Sehat (Pangkas) pada 26 Agustus 2017 di Balai Kota. Edukasi tersebut akan diberikan kepada masyarakat melalui pertunjukkan wayang di 22 tempat yang tersebar di seluruh Jakarta, antara lain puskesmas, RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak), Balai Kota dan ruang komunitas bernama Rumah ALBI yang terdapat di gerai Alfamart.

 

Dalam menyampaikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, program Pangkas akan disertai pertunjukan hiburan wayang dengan topik seputar kesehatan dan cara-cara pencegahannya yang akan diselenggarakan selama setahun. Program ini bertujuan agar masyarakat mengetahui tentang ilmu kesehatan dan perilaku hidup bersih melalui metode yang menyenangkan dan tidak membosankan seperti wayang. Adapun penyakit yang menjadi fokus dalam kegiatan edukasi, yaitu tuberkulosis, HIV/AIDS, hepatitis C, cacingan, kesehatan ibu dan anak, serta kesehatan mulut.

 

Pemilihan topik tersebut berkaitan dengan data profil kesehatan Indonesia pada tahun 2016 yang menunjukkan 9.516 kasus tuberkulosis dan bakteri tahan asam positif dengan penyumbang kasus terbesar berasal dari usia produktif, yaitu 23–44 tahun. Selain itu, untuk kasus HIV AIDS, terdapat 6.019 kasus baru sepanjang 2014-2016. Sehingga total kumulatif penderita HIV AIDS dari 1987 hingga 2016 berjumlah 87.016 orang.

 

Djarot Saiful Hidayat, Gubernur DKI Jakarta mengungkapkan edukasi melalui wayang ini dapat membuat masyarakat lebih aktif dan antusias dalam menonton, bertanya dan mempraktikkan edukasi yang diberikan dalam kehidupan. Ia pun berharap pangkas dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan menyebarkan informasi terkait kepada keluarganya sendiri. "Dengan demikian, penyebaran penyakit yang biasa menjangkit warga di permukiman padat bisa berkurang," tuturnya. (Claudia Carla/HH/Dok. M&B)