Mungkin istilah ruam popok dan ruam susu sudah akrab di telinga Anda ya, Moms? Namun bagaimana dengan ruam kain atau textile rash? Walau jarang dibahas, namun masalah kulit yang satu ini cukup sering menyerang bayi dan balita lho, Moms. Untuk itu, kami telah bertanya pada dr. Gloria Novelita, Sp.KK, dari BeYoutiful Clinic, mengenai ruam kain. Ketahui 7 fakta tentang ruam kain, yuk!
1. Sering menyerang anak.
Menurut American Academy of Dermatology, pakaian merupakan salah satu iritan pada 10-20 persen anak, dan 1-3 persen orang dewasa.
2. Dampak bagi kulit.
Friksi oleh pakaian dapat menyebabkan kulit kemerahan disertai rasa gatal. Wah, kalau sudah begini, Si Kecil pasti jadi rewel dan sering menangis ya, Moms.
3. Disebabkan oleh friksi.
Friksi oleh pakaian dapat menyebabkan kulit kemerahan disertai rasa gatal.
4. Gejala awal.
Umumnya timbul area tubuh yang mengalami friksi, misalnya leher, lengan bawah, siku, pinggang, paha bagian dalam, lutut.
5. Pakaian kasar.
Pakaian yang dibuat dari bahan dengan tekstur kasar, misalnya wol.
6. Waspada iritasi.
Friksi atau gesekan dengan label, karet, dan jahitan pada pakaian dapat mengakibatkan iritasi.
7. Pencetus alergi.
Bahan sintetik seperti polyester dan nilon seringkali mencetuskan alergi. Bahan pewarna, metal, serta bahan aditif lainnya pada pakaian dapat menyebabkan reaksi alergi.
Tips cegah iritasi kulit:
-Identifikasi bahan yang menyebabkan iritasi.
-Stop penggunaan bahan yang menyebabkan iritasi
-Gunakan pelembap
-Ganti dengan produk yang tidak menyebabkan iritasi (dermatologically tested)
-Pastikan pakaian yang digunakan memiliki kelembutan maksimal, untuk mengurangi friksi.