Type Keyword(s) to Search
FAMILY & LIFESTYLE

Bebas Masalah Gizi dengan Mengonsumsi Panganan Lokal

Bebas Masalah Gizi dengan Mengonsumsi Panganan Lokal

Masalah gizi pada anak dan ibu menyusui masih terjadi di Indonesia. Para pakar berpendapat bahwa masalah gizi ini tidak melulu hanya karena uang, tapi tidak adanya edukasi tentang pangan. Padahal Indonesia memiliki sumber pangan yang melimpah. Setiap daerah memiliki kekayaan pangan dan kearifan lokal yang khas dan dapat mencukupi kebutuhan gizi masyarakatnya.

Apalagi menurut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, selaku ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, pangan lokal juga sudah masuk dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2012. “Dalam UU tersebut dikatakan bahwa dalam rangka memperbaiki status gizi harus mengutamakan pangan lokal,” kata Prof. Ir. Ahmad.

 

Gali kearifan lokal Kota Malang
Inilah yang diangkat dalam program Jelajah Gizi yang digelar Nutricia Sarihusada sejak tahun 2013. Jelajah Gizi merupakan program edukasi mengenai gizi dengan memperkenalkan keanekaragaman makanan khas daerah, sejarah, dan budaya yang melatarbelakanginya. Tahun ini, Jelajah Gizi mengeksplor pangan lokal di Kota Malang, Jawa Timur, pada 13—15 Oktober 2017.

“Malang dikaruniai sumber bahan makanan dari pertanian dan peternakan yang melimpah dan berpotensi untuk dikenal di dunia internasional,” jelas Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia.

Sejumlah kearifan lokal Kota Malang yang menjadi kota pilihan program Jelajah Gizi kali ini dieksplor. Antara lain, melihat produksi apel yang melimpah dan banyak diekspor ke luar negeri di salah satu tempat wisata, yaitu Kusuma Agrowisata. Di tempat wisata ini, pengunjung bisa melakukan kegiatan memetik buah apel dan aneka buah lainnya. Kusuma Agrowisata juga memproduksi sejumlah pangan dari apel, seperti sari apel, teh apel, cuka apel, keripik, manisan, camilan, dan lainnya.

Desa Sanan yang menjadi sentra industri penghasil tempe dan keripik tempe di Kota Malang juga dijelajahi. Dikenalkan tentang sejarah berdirinya Desa Sanan sebagai penghasil tempe, bagaimana cara pembuatan tempe hingga menjadi keripik tempe. Prof. Ir. Ahmad pun menjelaskan bahwa tempe memiliki kandungan gizi yang tinggi, mulai dari serat, vitamin B, asam amino, dan protein.

 

From local to international
Dalam program ini, dihadirkan pula Chef Revo yang merupakan finalis MasterChef Junior Indonesia Session 1. Ia mengolah bahan pangan lokal dari Malang menjadi masakan dengan tampilan kelas internasional. Chef Revo yang masih berusia 14 tahun ini mengolah Apel Salad dari apel khas Malang dan Rawon Steak with Salted Egg Crumb, yaitu rawon yang diolah menjadi bentuk steak dan disajikan dengan remah telur asin.

Peserta Jelajah Gizi juga berkesempatan mengeksplorasi pangan lokal khas Malang lainnya. Di antaranya adalah mendol yang dibuat dari tempe boso, menjes yang dibuat dari kedelai, cwie mie Malang, nasi bug atau sejenis nasi campur, krengsengan, tahu telur, tahu campur, sempol, wedang angsle, dan lainnya. Beberapa tempat wisata yang menjadi ikon Kota Malang juga sempat dikunjungi, seperti Museum Angkut, Coban Rondo, dan Kampung Tridi & Kampung Warna-Warni di Jodipan. (Risia Ruswati/TW/Foto: Dok. M&B)