Penting untuk menanamkan semangat entrepreneurship pada anak sejak kecil, karena sangat berguna bagi perkembangan karakter serta mental Si Kecil. Hal ini menjadi tujuan utama diselenggarakannya acara Carousell Kidpreneurs pada 25 November 2017. Acara ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu bazar preloved dan talkshow.
Talkshow bertajuk Groom the Future Entrepreneurs ini dibuka dengan pemahaman tentang entrepreneurship, tentunya dengan menghadirkan para pembicara handal di bidangnya. Mereka adalah Olivia Lautner, Associate Country Manager Carousell Indonesia, dan Rosdiana Setyaningrum, psikolog.
Di acara yang berlangsung di aula restoran Spumante ini, Diana menyatakan bahwa kunci dari entrepreneurship bukanlah daya kreatif maupun inovatif, namun kegigihan. “Dari sekian banyak entrepreneur yang telah diwawancara (untuk riset), karakter utamanya bukanlah kreatif atau inovatif, tapi gigih,” ujar Diana. “Karena kalau hanya kreatif, (namun) tidak gigih dalam menjalankan maka (bisa saja) nanti setahun tutup,” ucapnya.
Menurut Diana, karakter gigih ini penting ditanamkan sejak kecil agar ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri. Kedua hal ini diperlukan supaya ia dapat berani dalam mengambil risiko dalam kehidupannya kelak.
Nilai lain yang penting yang dapat ditanamkan adalah kemampuan untuk dapat memaknai nilai barang. Kebiasaan anak untuk meminta dan mengkonsumsi barang tanpa tahu nilai dari barang tersebut akan merugikan dirinya kelak.
Olivia mengatakan bahwa konsumsi barang-barang anak di Indonesia sangat tinggi. “Survei yang kami lakukan pada bulan September lalu mengungkapkan bahwa orang tua indonesia dapat menghabiskan hingga RP 1 juta setiap bulanya untuk membeli keperluan anak-anak,” ujar Olivia.
“Temuan menarik lainnya adalah 70 persen orang tua Indonesia berpikir bisa mendapatkan penghasilan tambahan sebesar hingga Rp 3 juta dengan menjual barang anak yang tidak lagi terpakai. Hal inilah yang ingin kami capai melalui acara Carousell Kidpreneurs: sebuah wadah bagi orang tua untuk mengajarkan nilai sebuah barang pada anak,” tambah Olivia. Seperti yang Moms ketahui, Carousell sendiri merupakan mobile classifieds apps yang berfokus pada penjualan barang-barang preloved.
Kedua pembicara setuju bahwa menjadi entrepreneur dapat dimulai dari hal yang mudah. Menjual barang bekas adalah contohnya. Menurut Diana, terdapat beberapa manfaat yang didapatkan dengan menjual barang bekas. Yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dan mengobservasi lingkungan sekitar. Selain itu, Olivia menambahkan bahwa menjual barang-barang yang tidak terpakai dapat menjadi latihan yang bagus untuk mempertajam pemahaman mereka mengenai sebuah usaha dan nilai uang.
Bagi Moms yang ingin menanamkan jiwa entrepreneurship pada anak, maka 5 tips dari Diana berikut ini dapat Anda coba:
1. Ajarkan bahwa semua barang memiliki harga.
2. Ajarkan bahwa anak perlu berusaha dalam mendapatkan yang mereka inginkan.
3. Berikan pemahaman akan kebutuhan.
4. Ajak anak untuk berbagi.
5. Dorong keinginan mereka untuk berani menjual.
Setelah talkshow selesai, para Moms dapat berbelanja di bazar fisik Carousell yang menjual barang-barang preloved. Terdapat sepuluh tenant yang digunakan oleh para pemilik akun dagang Carousell untuk berjualan. Tak seperti aktivitas dagang biasa, para pemilik tenant mengajak anak-anak mereka untuk turut melakukan aktivitas jual-beli yang terjadi, lho!
Anak-anak terlibat bukan hanya pada saat berjualan, namun juga dalam prosesnya. Mereka dilibatkan untuk turut menentukan harga serta macam barang yang dijual. Dewi Yuniarsih, salah seorang pengunjung, mengaku mendapat banyak pelajaran yang bisa ia terapkan. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, karena tepat sekali saya sedang ingin menumbuhkan semangat entrepreneurship kepada anak saya,” ujarnya. (Gabriela A. Pramesvari/TW/Dok. Carousell)