Repot menidurkan anak mungkin menjadi salah satu kendala yang sering dialami para orang tua baru. Berbagai cara sudah dilakukan, namun rasanya tetap saja sulit saat akan menidurkan Si Kecil. Untuk itu, Moms perlu melakukan beberapa strategi ampuh untuk menidurkan anak di malam hari. Yuk, simak 5 strategi ampuh berikut ini:
1. Melepaskan Dot
Saat masih bayi, anak terbiasa menggunakan dot saat meminum susu. Penggunaan dot juga menjadi cara agar Si Kecil tenang, di samping bisa dijadikan sebagai latihan motorik mulut. Namun, akan sangat sulit ketika Moms ingin melepaskannya ketika anak beranjak dewasa.
Sebenarnya Moms bisa terus memberikan dot, hingga usianya 5-8 bulan, seperti yang diungkapkan oleh Janet K. Kennedy, Ph.D., penemu dari NYC Sleep Doctor, layanan konsultasi untuk masalah tidur. Setelah melewati usia tersebut, cobalah untuk melepaskan dot saat Si Kecil tertidur.
Saat dot dilepas, biarkan anak menangis sampai nantinya ia terbiasa untuk tidak menggunakan dot saat akan tidur. Hal ini memang sangat sulit dilakukan pada awalnya. Namun ketika berhasil, bayi tidak akan terbangun di malam hari lagi hanya karena dotnya terlepas.
2. Mainkan Suara Lembut
Salah satu cara yang ampun untuk menidurkan Si Kecil adalah dengan memainkan suara lembut. Bisa instrumen musik seperti piano atau biola, tetapi juga suara lain seperti hairdryer atau suara angin yang agak keras. Anda juga bisa mengeluarkan suara 'shh' ketika anak mulai tertidur.
Semua suara tersebut dapat membangun asosiasi tidur pada anak. “Ketika Anda memainkan suara tersebut dan menjadi kebiasaan saat waktunya tidur, maka hal ini akan menjadi tanda dirinya bisa lebih tenang hingga tertidur,” jelas Dr. Kennedy.
Untuk memainkan suara-suara ini, Anda bisa mendapatkannya dari sebuah alat khusus. Cara lainnya, Anda bisa mengunduh atau mencarinya melalui situs suara dan lagu dengan format MP3 dan diputar melalui smartphone.
3. Telalu Lama Menenangkan Bayi
Ketika Si Kecil terbangun di malam hari, biasanya orang tua langsung menghampiri dan menenangkannya. Ternyata, hal ini dapat membuat anak menjadi tidak terbiasa untuk terpisah dari Anda. Cara yang bisa dilakukan pada situasi ini adalah dengan meninggalkan kamar setelah menenangkan Si Kecil sesaat.
Saat Anda sedang menenangkan anak, kemudian ia mulai mengajak Anda berbicara atau bergumam, abaikan, lalu tinggalkan kamar. Meski Si Kecil akan menangis karena kepergian Anda, mereka biasanya akan mencari cara sendiri untuk bermain dan menenangkan diri mereka, termasuk untuk kembali tidur.
Jika anak menangis hingga histeris saat Anda tinggalkan, kemungkinan ia mengalami kecemasan berpisah (separation anxiety). Saat situasi ini terjadi hingga 30 menit sebelum waktu anak bangun, tenangkan dia sesaat dan sampaikan bahwa Anda akan meninggalkannya dan kembali lagi nanti. Kemudian, Anda bisa keluar kamar.
4. Tidak Menyusui Sebelum Tidur
Sebuah fakta membuktikan bahwa 90 persen anak usia 6 bulan bisa tertidur pulas tanpa harus diberi susu terlebih dahulu. Hal ini disampaikan oleh penulis buku 52 Sleep Secrets for Babies dan pekerja medis sosial, Kim West.
Karenanya, Anda bisa mulai mengurangi hingga menghentikan dalam pemberian susu ASI atau asupan lainnya menjelang Si Kecil tidur. Pengurangan dilakukan secara perlahan selama 4 hari berturut-turut. Nantinya Si Kecil akan terbiasa dan tidak merengek untuk meminta susu lagi.
5. Tenangkan Anak Pertama
Beberapa dari Anda mungkin telah memiliki anak pertama dan sekarang sedang berbahagia dengan kehadiran anak kedua. Kondisi ini mengharuskan Anda untuk menjadi orang tua yang adil bagi kedua anak tercinta.
Saat anak yang baru lahir mulai mengalami gangguan tidur, hal ini dapat berpengaruh pada sang anak pertama. Untuk itu, beri pemahaman padanya bahwa sang adik sedang kesulitan untuk mengetahui waktu tidur di siang dan malam hari.
Jika bayi menangis di tengah malam dan membangunkan semua anggota keluarga, Moms harus menenangkan sang kakak terlebih dahulu. Karena, anak tertua sudah lebih dewasa dan bisa mengatur tidurnya sendiri dengan lebih mudah dibandingkan adik bayinya. Jika hal ini sangat mengganggu anak pertama, mungkin Moms bisa mempertimbangkan untuk menitipkannya pada sang nenek. (Vonia Lucky/TW/Dok.Freepik)