Umumnya kekerasan atau pelecehan seksual pada anak terjadi saat anak sedang bermain. Oleh karena itu, penting bagi Anda selaku orang tua mengawasi mereka saat bermain.
Tapi, bukan lagi rahasia bahwa orang tua tak bisa mengawasi terus menerus. Dan jalan keluar dari kondisi itu ialah mengajarkan anak pendidikan seks, yakni menyadari tempat bermainnya tidak aman. Sehingga, kelak ia bisa menghindari aksi dari “serangan” pelaku seksual.
Dijelaskan Ika Putri Dewi. M.Psi, psikolog anak dan remaja dari Yayasan Pulih, Anda harus mengajarkan pada anak bahwa “ada” bagian tubuh yang tak boleh dipegang orang lain (kami yakin Moms tahu maksud kami), dan berontak bila ada orang asing memegangnya. Kemudian, memberi tahu Anda bila ada orang asing mengajaknya pergi jauh.
“Misal, anak Anda ingin main di luar rumah? Anda bilang, 'Boleh, tapi harus ada mama atau papa,ya' atau 'Kalau ada orang yang mengajak ke tempat jauh, bilang mama ya,'” katanya dalam wawancara eksklusif via sambungan telepon dengan redaksi Mother&Baby, Selasa (4/1/2018).
Pengertian itu harus Moms lakukan agar anak Anda mengetahui situasi tidak aman dan bisa melawan. Karena pelaku pelecehan seksual “tidak tampak” dari luar.
“Yang penting, anak main ada izin orang tua atau orang yang dikenalnya – entah bibi atau kakek-neneknya. Jangan sampai kegiatan bermain si kecil hilang dalam penglihatan Anda,” pungkasnya. (Qalbinur Nawawi/ Dok. Pixabay)