Sejak dilahirkan, Kitty Dimbleby, 33, wanita asal Inggris ini didiagnosa menderita hirschsprung, sehingga dinyatakan sulit untuk bisa mengandung. Hirschsprung merupakan penyakit bawaan lahir yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar karena otot-otot dalam usus bergerak tidak semestinya. Penyakit ini menyebabkan sel-sel saraf pada usus berhenti berkembang sebelum mencapai akhir dari saluran pencernaan.
Dilansir Daily Mail, Dimbleby pernah melakukan rangkaian operasi perbaikan usus pada saat ia berusia 3 hari dan 9 bulan. Kemudian pada saat ia berusia 12, 16, 17, 19, dan 22 tahun, ia pun kembali dioperasi. Rangkaian operasi itu membuat Kitty berharap akan kabar baik, namun dokter mengatakan penyakitnya tidak bisa disembuhkan dan kesempatan memiliki anak sangatlah kecil.
Hal ini dikarenakan banyaknya bekas luka di jaringan perut Kitty, yang bisa memblokir saluran telurnya dan ia akan sangat perlu berjuang untuk hamil. Awalnya Kitty berusaha untuk tidak memikirnya, dan berusaha mengejar pendidikan dan karier. Tetapi setelah ia pindah ke London dan kemudian menikah, Kitty pun bertekad untuk memiliki keturunan. Hal tersebut didukung suaminya, Ed, yang sebenarnya tidak ingin memaksakan kehadiran seorang anak karena kondisi Kitty.
Pada tahun 2009, Ed dan Kitty melakukan tes di Bath Fertility Centre, dan hasilnya 100 persen saluran telurnya tidak terblokir. Mereka pun selanjutnya melakukan proses bayi tabung sesuai anjuran dokter. Walaupun sebelumnya, Kitty dan suaminya berusaha melakukannya dengan cara alami, tapi selalu gagal. "Setelah telur diperiksa, ternyata kami memiliki dua blastosis yang layak (tahap sebelum sel menjadi embrio). Salah satunya ditanam ke rahim, dan yang kedua dibekukan untuk digunakan di kemudian hari," ujar Kitty.
Usai proses bayi tabung, Kitty tidak yakin ia bisa langsung hamil. Namun ternyata setelah melakukan USG, Kitty pun melihat gerakan janin di dalam dirinya. Meski senang bisa memiliki anak, Kitty pun harus berhadapan dengan banyak masalah kesehatan. Saat hamil, ia pun melakukan transfusi darah karena kehilangan banyak zat besi dan nutrisi dalam darah karena kerja ususnya yang kian memburuk. Selain itu, jaringan bekas lukanya membuatnya kesulitan merasakan tendangan bayi dan membuatnya mudah cemas. Bahkan sebelum melahirkan, Kitty pun mengalami pre-eklampsia.
Akibat kondisinya yang kian memburuk, dokter pun segera mengambil tindakan Caesar saat usia kandungannya menginjak 37 minggu. Bayi prematur namun sehat, berbobot 2 kg, dan berjenis kelamin perempuan akhirnya sukses dikeluarkan oleh tim dokter. Oleh Kitty, bayi mungilnya kemudian diberi nama Chloe.
"Saya dengar seseorang mengatakan bahwa mereka harus segera mengeluarkan bayinya. Itu adalah saat yang paling mengerikan di usia 32 tahun saya. Teknologi kedokteran saat ini sungguh luar biasa!" ungkap Kitty. (Gita/SR/Courtesy.DailyMail)