Type Keyword(s) to Search
ASK THE EXPERT

3 Cara agar Anak Mandiri dan Bertanggung Jawab

3 Cara agar Anak Mandiri dan Bertanggung Jawab

Moms dan Dads tentu ingin Si Kecil tumbuh sebagai seseorang yang berkarakter positif seperti, tekun, optimis, percaya diri, berpikiran terbuka, dan berfokus pada solusi.Untuk itu, kami sudah meminta psikolog anak, Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, M.HPEd, untuk berbagi tipsnya pada Anda.

 

Berikut ini keterampilan yang bisa Anda ajarkan pada Si Kecil sejak dini, agar ia tumbuh mandiri, penuh akal, berdaya tahan, dan bertanggung jawab.

 

1. Ajarkan brainstorming untuk memecahkan masalah

Ketika suatu pagi Si Kecil lupa menyiapkan benda berwarna merah untuk dibawa ke sekolah, serta merta Anda terpikir untuk menyambar benda berwarna merah apa saja yang ada. Tapi, tunggu dulu. Memecahkan masalah Si Kecil hanya akan membuatnya belajar untuk selalu mengandalkan Anda dalam membereskan masalahnya.

 

Ajarkan Si Kecil bagaimana melakukanbrainstorming agar ia dapat memecahkan masalahnya sendiri. Dan Anda bisa mengajarkan keterampilan ini sejak Si Kecil berusia balita. Katakan padanya, “Apa masalahnya?” Pancing dengan mengatakan, “Ibu yakin kamu bisa mencari solusinya. Coba, kira-kira ada ide apa? Tidak perlu takut salah.” Pancing terus hingga ia mendapatkan solusi.

 

2. Hindari menjadi penyelamat, ajarkan tanggung jawab

Ketika Si Kecil tanpa sengaja merusak mainan temannya yang ia pinjam, kemungkinan ia akan merengek pada Anda untuk melindunginya dari kesalahan yang telah ia buat. Ajarkan ia untuk bertanggung jawab atas kesalahannya. Ajak ia meminta maaf kda temannya dan mencari solusi dengan melakukanbrainstorming.

 

3. Tunjukkan cara menentukan pilihan

Si Kecil akan menginap ke rumah temannya dan ia hanya Anda perbolehkan membawa satu mainannya. Jika ia kebingungan, tahan diri Anda untuk tidak membantunya memilih. Tetaplah pada ketentuan Anda meskipun ia merengek agar diperbolehkan untuk membawa mainan lebih dari satu karena tidak bisa menentukan.

 

Bantu ia untuk memikirkan konsekuensi pilihannya agar ia bisa menentukan pilihan yang terbaik. Lontarkan pertanyaan yang tepat seperti, “Kalau membawa sepeda, nanti kalau main sepeda, teman-teman yang lain bagaimana?” (Donna Ch. Asri/Dok. Freepik)