Berbagai penelitian membuktikan bahwa wanita yang memiliki riwayat penyakit asma kesulitan untuk hamil. Wanita dengan riwayat asma membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil hingga 20 persen, menurut penelitian yang dilakukan pada 5 ribu wanita di Inggris, Irlandia, dan Australia.
Dan 40 persen dari mereka lebih mungkin tergolong 'tidak subur' atau sulit memiliki anak dan harus menunggu dalam waktu relatif lama. Para ilmuwan dari University of Adelaide, yang menulis dalam European Respiratory Journal, mengatakan bahwa peradangan yang memicu asma mempengaruhi sistem reproduksi dan kemungkinan menjadi penyebab menurunnya kesuburan.
Peneliti utama Dr. Luke Grzeskowiak mengatakan,“Ada banyak bukti bahwa asma ibu memiliki dampak negatif pada kesehatan ibu hamil dan bayinya. Jadi saran umum kami adalah wanita harus mengambil langkah untuk mengendalikan asma mereka sebelum mencoba untuk hamil.”
Selain itu, asma juga dapat mempengaruhi kesehatan rahim dan juga paru-paru. Pengobatan dengan kortikosteroid inhalasi menekan sistem kekebalan tubuh, sedangkan pengobatan asma secara cepat (short-acting) tidak mengubah fungsi kekebalan tubuh.
Untuk itu, cara mengatasinya bisa dengan menggunakan inhaler steroid jangka panjang atau yang berwarna cokelat. Jika digunakan secara teratur, maka akan membuat penderita asma lebih sehat dan membuatnya mudah hamil. Berbeda dengan inhaler biru atau untuk menghilangkan gejala asma sesaat, karena tidak memberikan efek apapun secara langsung.
Dr. Erika Kennington, kepala penelitian Asma di Inggris, mengatakan,”Studi ini menyoroti betapa pentingnya orang-orang dengan asma memakai inhaler cokelat sebagai pencegahannya.” Meski tidak terjadi secara langsung, namun dapat berefek baik dalam jangka waktu yang lebih lama.
"Kami akan berusaha agar wanita dengan asma dapat memiliki bayi. Untuk itu, kami membantu memastikan agar asma mereka dapat terkendali dan berbicara dengan dokter jika sang calon ibu sudah tidak membutuhkan alat bantu bernapas lagi,” tambah Dr. Erika. (Vonia Lucky/TW/Dok. Freepik)