Type Keyword(s) to Search
TODDLER

Kemarahan Seorang Ibu saat Anaknya Disebut Obesitas

Kemarahan Seorang Ibu saat Anaknya Disebut Obesitas

Bagaimana perasaan Moms ketika Si Kecil didiagnosa mengalami obesitas oleh dokter? Mungkin ada yang menerimanya, atau ada juga yang marah, seperti ibu satu ini. Kelly Kinsella, ibu berusia 27 tahun yang memiliki seorang anak laki-laki. Satu hari, ia membawa anaknya ke Rumah Sakit Manchester untuk ditimbang dan melakukan pengecekan lainnya sebagai bagian dari Program Anak Sehat Pemerintah.

 

Salah satu tahapnya dengan menimbang anak menggunakan pembanding batu. Kean, anak dari Kelly pun melakukannya dan tercatat bahwa berat badannya setara dengan dua setengah batu atau sekitar 16,4 kilogram. Pihak medis yang melakukan pengecekan langsung mendiagnosa bahwa anak laki-laki yang berusia 2 tahun ini mengalami obesitas dan harus didaftarkan ke pusat kebugaran.

 

Pernyataan ini seketika membuat Kelly marah, merasa tidak terima bahwa anaknya dikatakan memiliki lemak berlebih. “Anak saya tidak gemuk. Dia mungkin memiliki paha dan lengan yang tebal, tapi tidak ada lemak di perutnya,” jelas ibu ini kepada Daily Mail. Ia pun memutuskan untuk pergi sebelum penjelasan mengenai pusat kebugaran dilanjutkan. Bahkan dokumen pemeriksaan Kean pun tidak ia bawa.

 

Kelly sendiri menjelaskan bahwa anak-anaknya, termasuk Kean mengonsumsi banyak sayuran, seperti brokoli, kembang kol, dan wortel. “Dia makan ikan kukus dengan sayuran. Dan jika dia makan keripik, hanya sesekali saja. Setelahnya, ia akan kembali makan makanan sehat,” tambah Kelly. Ia pun mengakui bahwa Kean adalah anak yang aktif.

 

 

Sang ibu terus menyampaikan bahwa Kean cukup sehat karena anaknya ini suka dengan buah apel, pisang, juga jeruk. Sangat jarang saat Kean memakan camilan cokelat atau keripik lainnya.

 

Kelly pun menceritakan saat ia dan anak laki-lakinya menjalani pengecekan, “(Saat pengecekan) pihak medis menawarkan kursus tentang bagaimana menjaga agar anak tetap sehat dan termotivasi (untuk bergerak). Tapi, Kean masih kecil dan tidak pernah diam. Siapa pun yang mengenalnya tahu bahwa dia sudah berjalan pada usia 10 bulan dan bisa menendang bola sendiri pada usia 11 bulan.”

 

Ia pun meminta agar diagnosa tidak disampaikan secara blak-blakan, karena dapat mengganggu pikiran anak-anak, khususnya yang sudah masuk usia remaja. Karena, pada usia tersebut, anak usia tersebut akan lebih berfokus pada penampilan dan tubuh mereka, sehingga penyampaian bisa dilakukan lebih halus.

 

Hal ini pun ditanggapi oleh seorang juru bicara Dewan Kota Manchester. Ia mengatakan bahwa pemeriksaan kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah nasional dan hal ini dilakukan untuk menemukan masalah potensial anak daripada 'mengkritik orang tua atau memberi label pada anak-anak.'

 

Pihak dewan juga menambahkan, “Kegiatan ini bukan tentang mengkritik orang tua atau memberi label pada anak, tetapi bekerja sama untuk menjaga agar anak tetap sehat." Pengecekan sendiri dilakukan oleh Universitas Manchester NHS Foundation Trust yang ditugaskan oleh Dewan Manchester dengan kriteria yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan.

 

Namun, kasus ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, para orang tua mengatakan bahwa kriteria yang digunakan untuk menilai anak sudah ketinggalan zaman. Bahkan isi dokumen yang diberikan dirasa 'menggelikan' karena menganggap beberapa anak tidak sehat dan harus melakukan olahraga di pusat kebugaran. (Vonia Lucky/TW/Dok. Dailymail)